Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Posisi Lembaga Sensor (Contoh Kasus Film 3 Hari untuk Selamanya)

1 November 2016   21:42 Diperbarui: 4 April 2017   16:48 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Riri Riza dalam diskusi dan nobar Film 3 hari untuk selamanya yang ia sutradarai tahun 2007 mendapat sensor dari LSF.

LSF memegang peranan yang sangat penting dalam upaya melindungi pemikiran masyarakat Indonesia dari film-film yang mungkin dapat menjerumuskan. Ironisnya, melihat realita di dalam bioskop, film-film superhero dari luar negeri yang oleh pihak LSF diperuntukkan bagi usia 17 tahun ke atas. Tetapi masih saja ada orang tua yang mengajak anak-anak mereka yang masih berusia sekitar 7 sampai 10 tahun. Apa masih perlu LSF sebagai filter utama film yang akan disajikan kepada masyarakat? Jika tidak, adakah ketaatan dari pihak bioskop dalam masalah batasan usia penonton?

*

Foto-foto: Koleksi Pribadi (Trie yas/aka.lanang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun