Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berperan sebagai Tjoet Nja’ Dhien, Christine Hakim Diminta Sutradara Baca 60 Buku

10 Agustus 2015   04:18 Diperbarui: 10 Agustus 2015   09:03 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Eros Djarot dan Christine Hakim mengenang film Tjoet Nja’ Dhien."][/caption]

Banyak pecinta film berpendapat Film Tjoet Nja’ Dhien masih menjadi film terbaik Indonesia dan menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). Meski usia film tersebut sudah memasuki angka 30 tahun. Sabtu (8/8) Eros Djarot selaku sutradara dan aktris Christine Hakim yang berperan sebagai Cut Nyak Dhien mengenal film pemenang Piala Citra sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988 tersebut bersama tunanetra di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia.

Eros Djarot mengaku jarang menghadiri undangan nobar Tjoet Nja’ Dhien dengan alasan “Biarlah filmnya yang bicara. Tetapi kali ini saya mau datang sebagia bentuk apresiasi,” ujar Eros sebelum acara dimulai. Bioskop bisik adalah acara nonton bareng bersama tunanetra dengan relawan yang membisikan setiap adegan atau alur cerita yang tidak ada dialognya kepada para tunanetra.

Di kesempatan itu Eros juga mengenang saat proses pembuatan film, salah satunya mengharuskan Christine Hakim untuk membaca puluhan buku demi mendalami, juga mengerti arti dari film ini dan tidak hanya sekedar memerankannya. Ada sekitar 60 buku yang disodorkan dan 11 buku diwajibkan dibaca dan 3 buku harus dibaca tuntas.

Proses pembuatan film Tjoet Nja’ Dhien membutuhkan waktu yang panjang tidak seperti syuting film-film sekarang yang memakan waktu 3 sampai 6 bulan. Film Tjoet Nja’ Dhien dibuat dari tahun 1985-1988, jadi tak heran jika Christine Hakim menyebut film ini tak sekedar sebuah film.

"Setiap film yang saya bintangi suka tidak suka pasti ada pelajaran yang saya dapatkan, tetapi film yang memberikan nilai lebih dari sekedar pembuatan film adalah Tjoet Nja’ Dhien," jelas Christine Hakim.

Lebih lanjut, aktris senior tersebut mengaku tidak ada ritual khusus untuk mendalami pahlawan asal Aceh itu, tak ada acara datang ke makam Tjoet Nja’ Dhien dan ziarah tetapi cukup meminta kepada Allah agar dimudahkan dan dilancarkan semua.

“Hampir tiap malam saya sholat malam untuk meminta ijin ke Allah untuk bisa merasakan dan mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh Tjoet Nja’ Dhien dan itu sampai sekarang masih terus ada. Ketika Indonesia mengalami guncangan berat ada perasaan yang pernah saya alami saat memerankan Tjoet Nja’ Dhien,” jelas Christine Hakim dengan mata berkaca-kaca. Dan tak diragukan lagi, Christien Hakim mampu memberi ruh pada film tersebut. Seolah-olah kita menonton Tjoet Nja’ Dhien seorang pahlawan nasional yang kisahnya sudah sering kita dengar.

Para pecinta film sekarang tentu rindu dengan film-film yang digarap serius dan sukses seperti film Tjoet Nja’ Dhien ini, terlebih sekarang perfilman Indonesia sedang demam mengangkat biografi tokoh terkenal yang menginsiprasi entah itu pahlawan atau tokoh yang sedang naik daun.

[caption caption="Dalam kesempatan tersebut Christine Hakim merayu Eros Djarot untuk mau menulis skrip film tentang Bung Hatta."]

[/caption]

“Dalam kesempatan ini saya punya misi khusus merayu Mas Eros menulis skrip tentang Mohammad Hatta. Setelah 30 tahun gitu lho Eros Djarot tak menulis skrip lagi tentang sejarah,” seru Christine Hakim yang disambut applause penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun