Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelangi di Awal November

15 September 2021   12:05 Diperbarui: 15 September 2021   13:08 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelangi:pixabay.com

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku"

Vera melangkah lesu memasuki kantornya pagi ini, segudang pertanyaan berkecamuk dalam hatinya, dan semua itu bermuara pada sebuah tanda-tanya besar mengapa beberapa bulan terakhir Pak Boni manajernya begitu berbeda perilakunya.

Dahulu Pak Boni begitu sabar, tidak pernah banyak tuntutan, dan semua aktivitas pekerjaan rasanya sangat nyaman. Meski kadang ada satu-dua hal pekerjaan yang tidak selesai atau melebihi target waktu yang ditetapkan, Pak Boni jarang sekali menegur dengan keras apalagi sampai marah. Tapi akhir-akhir ini suasana terasa beda, tidak senyaman beberapa waktu yang lalu.

Vera sadar saat ini perusahaan mereka sedang naik daun, masa pandemi justru membuat permintaan konsumsi obat meningkat tajam. Memang dua bulan pertama pandemi berjalan, perusahaan sempat lesu karena semua sektor sedang wait and see, pemerintah masih sangat berhati-hati, dan masyarakat dalam situasi kebingungan karena terbatasnya informasi. 

Namun di bulan ke tiga, semua industri farmasi, alat kesehatan, dan semua sektor terkait medical and health langsung tancap gas memenuhi kebutuhan pemerintah dan masyarakat.

Tingginya permintaan pasar membuat divisi produksi harus meningkatkan kapasitasnya berkali lipat dari biasanya. Itu berarti bagian HRD harus full support. Bekerja keras untuk melakukan rekrut dan seleksi karyawan baru untuk memastikan produktivitas terpenuhi.

Departemen HRD identik dengan Pak Boni, dan bagian rekrutmen dan seleksi adalah Vera selaku seorang sarjana psikologi. Pak Boni memang jago dalam mengelola tim HRD, mulai dari menguraikan sasaran-sasaran sampai dengan membagi peran setiap staf, termasuk Vera.

Tapi kali ini terasa beda, pak Boni terlalu strength, itulah yang berada pikiran Vera pagi ini. Jika boleh jujur ia ingin protes kepada pak Boni lebih tepatnya Boni ya: B-O-N-I, Boni. 

Bukankah ia adalah temannya ketika mereka masih kuliah di kampus yang sama, kelas yang sama, bahkan akhirnya dipertemukan di perusahaan farmasi nasional ini bersama, hubungan mereka baik-baik aja. Sekalipun saat ini Boni adalah atasannya, namun kesan persahabatan sejak masa mahasiswa tidak pernah ditanggalkan Boni.

"Entahlah, mengapa Boni jadi berubah. Lebih sensitif, dan perfeksionis.", gumam Vera tak jelas sambil menyalakan desktopnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun