Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Jitu Mengajari Anak Menentukan Prioritas Sejak Dini

2 Juli 2021   18:02 Diperbarui: 3 Juli 2021   02:00 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua mengajarkan anak menentukan prioritas sejak dini (Sumber: shuttestock via lifestyle.kompas.com)

Ilustrasi ayah dan anak (Sumber: thinkstock via lifestyle.kompas.com)
Ilustrasi ayah dan anak (Sumber: thinkstock via lifestyle.kompas.com)
Namun dengan dialog yang melatih anak untuk memahami situasi, memahami tanggung jawabnya, bangga bahwa ia anak hebat yang bisa memutuskan sebuah pilihan tindakan, akan membawa anak terbiasa mengembangkan daya nalarnya ketika menghadapi dilema-dilema serupa bahkan sampai dewasa nanti. 

Bukan hanya daya nalar atau rasionalitas, namun bisa juga berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hati nurani seperti baik-buruk, manfaat-mudharat, dosa atau tidak, dan lain-lain.

Penting, Tapi Tidak Mendesak

Contohnya sekarang adalah hari Sabtu, besok pagi kita sekeluarga akan pergi ke gereja. Maka kita bisa berkata kepada anak, "Adik besok kita mau gereja, adik sekarang pilih baju dan celana yang akan dipakai besok ya, sepatunya juga. Adik bisa kan? Siapin di kamar supaya besok tinggal pakai, tidak usah mencari-cari lagi".

Bila hal seperti ini dilakukan secara rutin setiap hari Sabtu, maka lama-lama anak akan terbiasa menyiapkan bajunya sendiri tanpa harus diberitahu terlebih dahulu.

Hal-hal praktis lain yang serupa bisa kita cobakan untuk anak kita. Misal persiapan untuk pergi piknik bersama keluarga, kita bisa mengajarkan anak untuk memilih sendiri baju ganti, sepatu, topi, atau snack kesukaan mereka. 

Memilih dan menyiapkan sendiri sebelum hari keberangkatan akan sangat membantu menghemat waktu dan mencegah ada yang terlewatkan.

Contoh lainnya adalah ketika anak akan menghadapi ujian akhir semester misalnya. Daripada mendorong anak untuk belajar berjam-jam pada H-1 sebelum ujian, tentu lebih baik memotivasi anak untuk membuat jadwal belajar jauh-jauh hari pada mata pelajaran-mata pelajaran yang akan diujikan. 

Belajar untuk menghadapi ujian itu penting, tetapi dengan membuat jadwal belajar secara teratur maka akan lebih nyaman dan bermanfaat.

Tentu masih banyak situasi atau kondisi lain pada kasus yang berbeda yang bisa kita manfaatkan untuk menerapkan latihan mengambil keputusan, prioritas dan peran penting namun tidak mendesak, yang bisa dilakukan secara bertahap dalam periode waktu tertentu.

Mendesak dan Penting

Contohnya ceritakan sebuah kondisi atau sesuatu hal yang seandainya hal itu terjadi, maka anak akan memutuskan untuk melakukan sebuah tindakan karena benar-benar sangat diperlukan. 

Alurkanlah sebuah dialog yang membuat anak mampu memutuskan untuk bertindak benar pada situasi tersebut. Misalnya dalam dialog dibawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun