Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Salam Receh Berkah di Akhir Tahun

31 Desember 2020   07:09 Diperbarui: 31 Desember 2020   07:15 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Hans Benn/pixabay.com

Mungkin terlalu high jika saya mengatakan bisnis digital apalagi meminjam diksi para konsultan bisnis yaitu membangun aset digital, jujur kami hanya belajar jualan online dengan platform gratisan. Dan yang dijualpun bukan barang-barang mahal dan berkelas seperti sepeda dan aksesorisnya yang bernilai jutaaan bahkan puluhan juta. Barang-barang yang dijual adalah kebutuhan rumah tangga yang sebenarnya sudah lama ada dan dipakai oleh banyak orang. 

Hanya saja kali ini dengan sentuhan inovasi yang lebih mempermudah dalam penggunaan, penyimpanan, kepraktisan, dan juga keindahan. Contohnya adalah centong nasi. Centong nasi konvensional biasanya diletakkan diatas piring kecil dimeja atau diselipkan pada tutup rice cooker. 

Bertahun-tahun hal ini menjadi kebiasaan dengan kelemahan yaitu centong nasi dalam keadaan terbuka sehingga  mudah dihinggapi lalat atau dikerumuni semut. Sampai akhirnya muncul produk baru, centong nasi inovatif yang memiliki wadah tertutup dari bahan plastik bening yang bisa membuka dan menutup sendiri karena sistem mekanik sederhana, sangat praktis digunakan. Tentu saja ibu-ibu senang dengan produk ini, simpel namun membuat anak-anak dan suami aman dan nyaman saat mengambil nasi untuk makan karena lebih higienis.

Distributor memerlukan banyak reseller agar bisnis bisa berjalan, maka peluang kerjasama ini menjadi momentum emas dimasa pandemi. Pembeli cukup di rumah, barang akan didisplay melalui status WA, IG, FB dan sebagainya. Jika barang sudah dipilih, selanjutnya cukup transfer biayanya, dan tinggal tunggu barang datang. Nah memanfaatkan platform gratisan di dunia maya inilah yang kemudian menjadi pilihan istri saya yang dengan gembira berjualan online.

Memanfaatkan relasi pertemanan di berbagai kelompok sosial seperti grup wali murid, grup alumni, grup perumahan, dan sebagainya menjadi sarana efektif dalam menawarkan produk yang ia jual. Tentu saja tidak boleh asal posting di WA grup karena akan merusak suasana pertemanan. 

Wapri atau japri menjadi alternatif agar lebih privasi. Dan menariknya tidak semua teman istri saya semata-mata ingin membeli untuk digunakan sebagai keperluan pribadi, mulai ada satu dua yang ingin menjadi reseller. Waow jaringan bisnis mulai terbentuk secara alami. Tentu ini menumbuhkan harapan dan semangat baru untuk bisa semakin memperluas pasar dan menambah income.

Memang baru beberapa bulan aktivitas bisnis online ini dijalani, belum banyak penghasilan yang istri saya peroleh. Dibanding nilai penghasilan  dia dapatkan saat menjadi staf perusahaan retail waktu itu memang masih jauh. Bahkan bagi wanita karir lain misalkan kawan-kawan kami yang bekerja di perusahaan swasta atau yang menjadi ASN, atau beberapa relasi yang sudah sukses merintis usahanya menjadi perusahaan keluarga yang besar,  apa yang didapat oleh istri saya dari bisnisnya ini tergolong receh. 

Tapi tak apalah meski hanya receh penghasilan bersih yang ia dapat sudah bisa lebih dari satu setengah kali nilai upah minimum di kabupaten Sleman. Sebuah pencapaian yang menggembirakan bagi kami pribadi diakhir tahun ini, tahun pandemi yang penuh pergumulan hidup. Dan yang lebih penting adalah akhir tahun ini kami menutupnya dengan pelajaran bermakna bahwa ada usaha ada hasil. 

Keberhasilan membutuhkan proses yang panjang, maka kami belajar untuk gigih, terus berkreasi, membangun kepercayaan dan relasi. Karena dari situlah rejeki itu datang, sesuai ketetapan hukum alam yang sangat kami syukuri dalam pencapaian sederhana di penghujung tahun ini. Salam receh..salam berbagi inspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun