Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Selalu Ada Kesempatan untuk Karier Kedua Anda

26 September 2020   19:06 Diperbarui: 27 September 2020   03:46 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay/Rama Krishna Karumanchi

Suatu kali seorang rekan meminta saya untuk mengisi acara webinarnya dengan tema sekitar dunia kerja. Lalu tiba-tiba saja saya muncul ide mengupas 14 penyebab seorang karyawan pasti di-PHK. Setelah obrolan singkat, maka kami deal dengan tema tersebut. 

Webinar berlangsung kurang lebih 2 jam saja, dan seperti dugaan saya ternyata banyak profesional muda yang berkarier di korporasi tidak banyak mengerti tentang 14 faktor penyebab yang pasti akan membuat mereka di-PHK.

Salah satu faktor yang pasti akan membuat seorang karyawan di-PHK adalah memasuki usia pensiun. Dan kebanyakan profesional muda saking senangnya bisa masuk dan memulai karier dalam perusahaan menjadi lupa bahwa akan tiba saatnya ia harus keluar, dan itu pasti. 

Kepastian untuk tidak bekerja lagi sesuai karier yang telah dipupuk sekian lama ini tentu berdampak pada kondisi finansial yang selama ini terjaga dengan baik. Jadi bagaimana solusinya? Ada banyak, jangan khawatir.  

Kali ini saya ingin berkisah tentang seorang dokter gigi sekaligus Bu RT yang saya kenal baik. Usia masih 30-an, tentu menjadi inspirasi yang menarik untuk setiap profesional muda yang saat ini sedang mengembangkan kariernya. 

Berawal dari kegelisahan beliau tentang cepatnya penularan virus Covid-19 dan masifnya pemberitaan untuk menggunakan masker sebagai salah satu cara menangkal penularan di kalangan masyarakat yang saat itu masih cuek, kurang begitu percaya dengan manfaat masker, serta polemik didalam masyarakat sendiri tentang benar-tidaknya keberadaan virus ini. 

Jiwa sosial dan tanggung jawab sebagai Bu RT serta panggilan nurani sesuai sumpah jabatan profesi dokter mungkin menjadi faktor intrinsik yang sangat kuat sehingga membuatnya memproduksi masker bersama suami untuk dibagikan kepada warga. 

Sewajarnya wanita lain, hobi jahit menjahit adalah sebuah "given" dari sononya. Awalnya memanfaatkan kain sisa potongan bahan baju yang pernah dibuat, dikombinasi dengan kain furing sebagai pengisi lapisan dalam sehingga menghasilkan masker kain tiga lapis. 

Kemudian beberapa tetangga menyumbangkan kain yang belum pernah dipakai untuk bahan baju, sehingga masker "made in" Bu Dokter ini bisa terus dibikin semakin banyak. Tentu karena profesi dokter gigi yang dijalani di beberapa tempat praktik menyita waktu maka aktivitas pembuatan masker ini dilakukan di kala beliau pulang praktik atau ketika sedang off. 

Masker yang dibikin awalnya ukuran dewasa saja, tapi melihat banyak anak kecil di dalam kompleks RT yang sering bermain bersama, maka dibuatlah masker mini sesuai ukuran anak-anak. Setiap warga yang melintas di depan rumah Bu Dokter ini bisa menjumpai kotak kardus berisi tumpukan masker yang bebas diambil siapa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun