Mohon tunggu...
KKN UNDIP LANJAN
KKN UNDIP LANJAN Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi

Sebuah kelompok berisi 11 orang yang merupakan Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Temukan Potensi Desa Lanjan dengan Kombinasi Budidaya Ikan dan Sayuran Menggunakan Sistem Kolam Aquaponik

18 Agustus 2019   21:10 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:19 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi 1 Agustus 2019

Selama 42 hari, kami sebagai tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro yang beranggotakan sebelas mahasiswa menjalani program pengabdian di Desa Lanjan, Kabupaten Semarang. 

Dengan tempo waktu yang singkat ditentukan oleh kampus, kami harus punya misi untuk menggali potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan secara ekonomis di lingkugan desa kami. Tentunya, ramah tamah kepada sekitar menjadi prioritas utama kami untuk merangkul warga desa sebelum memerkenalkan program kami.

Berawal dari situ, kami bisa menjalin hubungan baik dan memulai kegiatan survei serta wawancara dengan perangkat desa dan warga sekitar terkait potensi yang ada di Lanjan. Melalui proses survei dan wawancara, kami memutuskan untuk membuat Kolam Aquaponik, ialah kolam yang mengombinasikan budidaya ikan dan sayuran dengan memanfaatkan sirkulasi air yang menciptakan simbiosis mutualisme antara mereka. Kolam ini kami sebut sebagai sebuah inovasi, yang mana sebelumnya belum pernah dilakukan di Lanjan.

Kolam Aquaponik: Definisi, Manfaat, dan Cara Memulainya

Kolam Aquaponik merupakan kombinasi budidaya ikan dan tanaman. Kata "ponik" sendiri mengadaptasi dari sistem tanaman hidroponik, yaitu tanaman yang tumbuh dengan tanpa tanah. Metode inilah yang dimanfaatkan aquaponik. 

Dalam metode aquaponik, ikan dan tanaman dapat menjadi partner kerja yang baik dengan cara ikan, yang secara tidak langsung memberikan manfaat yang baik dari proses makan dan pembuangannya sebagai makanan kepada tanaman, di sisi lain, tanaman membalasnya dengan menyediakan oksigen yang cukup sekaligus membersihkan air yang disaringnya dengan bantuan aliran air dari dorongan water-pump memadai.

Satu sisi menarik yang bisa kita lihat dari metode kolam aquaponik ialah sistemnya yang menyerupai ekosistem natural. Hubungan antara air, ikan, bakteri, nutrisi dinamis, dan tanaman yang terlibat di dalamnya menjadi satu kesatuan yang saling memberi manfaat di mana "hasil buangan" justru menjadi keuntungan bagi elemen satu ke elemen lainnya. Terkait manfaat? Tentu tak perlu diragukan lagi, di antaranya:

  • Mengambil keuntungan dari kehadiran ikan dan tanaman dalam satu media, kolam ini dapat efektif menghasilkan penghasilan tambahan secara 2-in-1.
  • Sirkulasi air yang berputar dengan pompa melalui kolam dan tanaman membersihkan racun yang merugikan keduanya.
  • Sistem akuaponik fleksibel mengenai tempat. Dapat ditaruh di mana saja, baik di luar maupun di dalam rumah, dan bahkan tidak perlu menggali tanah.
  • Tidak ada zat petrokimia, pestisida, dan herbisida yang digunakan. Aquaponik merupakan miniatur ekosistem natural.

Kolam aquaponik yang kami bangun membudidayakan ikan lele dan sayuran bayam. Kayu bambu, terpal, pipa, dan selang menjadi bahan utama untuk mendirikan kolam 2-in-1 ini. 

Untuk membangunnya, kami membeli benih ikan pada harga 300 Rupiah per ekornya, kolam ini hanya menghabiskan uang sekitar Rp800. Dengan survival rate ikan sebesar 85 persen tiap masa panen (bulanan), jika pada awalnya terdapat 500 benih, maka warga bisa berekspektasi terdapat 425 ekor ikan yang siap untuk dipanen di akhir bulan. Menggunakan asumsi tersebut, kolam dengan ukuran tiga meter persegi dapat menghasilkan pendapatan sebesar 500 ribu Rupiah per bulannya.

Kehadiran inovasi Kolam Aquaponik di Desa Lanjan ternyata menimbulkan respon positif. Hal tersebut terbukti saat kami mengenalkan kolam yang telah jadi ke warga Lanjan dalam sebuah pertemuan, di mana Pak Sholeh mengatakan, "Program ini bagus, karena bisa digunakan kanggo warga sekitar untuk melihat potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan kerjaan sampingan namun santai." Ke depannya, kami dari tim KKN pun berharap agar nantinya apa yang telah kami perbuat dalam waktu 42 hari dapat bermanfaat secara maksimal untuk warga sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun