Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyikapi Fenomena "Ghosting" dalam Pembelajaran Online

10 Maret 2021   21:44 Diperbarui: 11 Maret 2021   01:16 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu ini kata ghosting  ramai dibicarakan khususnya di media sosial. Hal tersebut terjadi setelah terkuaknya hubungan antara putra petinggi negri ini dengan seorang wanita di negri sebrang. 

Hubungan yang awalnya berjalan baik namun belakangan sang pria menghilang tanpa jejak kabar dan berita. Namun saya tidak mau membahas hal itu, khawatir menyaingi lambe turah nantinya.

_Definisi Ghosting_

Kata ghosting sendiri sempat marak sekitar tahun 2017 bersamaan dengan maraknya fenomena kencan online pada saat itu. Secara umum kata ghosting dipakai dalam hal hubungan asmara antar seseorang. 

Sebagian kalangan mendefinisikan bahwa ghosting merujuk pada perilaku atau tindakan memutus komunikasi secara tiba-tiba dengan seseorang tanpa pemberitahuan atau penjelasan apapun pada orang tersebut. 

Sementara itu menurut Oxford dictionary ghosting ialah praktik mengakhiri hubungan pribadi dengan seseorang secara tiba-tiba menghentikan komunikasi tanpa penjelasan. Atau dalam kalimat populernya ghosting dapat diartikan sebagai "ditinggal saat Anda sedang sayang-sayangnya".

_Ghosting dalam pembelajaran, mungkinkah?_

Nah menurut saya fenomena ghosting tidak hanya terjadi dalam dunia percintaan saja. Dalam dunia pendidikan online dewasa ini fenomena ghosting juga terjadi. 

Berapa banyak guru yang ditinggalkan murid tanpa keterangan di tengah-tengah pembelajaran yang dilakukan secara online. Gurunya sudah berbusa-busa menjelaskan materi pembelajaran sementara diseberang sana siswanya tengah asik bermain gadget.

Pandemi covid19 merubah hampir seluruh lini kehidupan termasuk cara guru mengajar. Banyak guru yang awalnya tidak siap menghadapi hal ini, sehingga di 3 bulan awal setelah pemerintah memutuskan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hampir 60% orangtua merasa pendidikan anaknya tidak berjalan atau stagnan. 

Menurut survey KPAI bahkan dibanyak daerah banyak anak-anak usia sekolah yang justru mengabaikan sekolahnya karena keterbatasan perangkat. Baik perangkat gadget dan jaringan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun