Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Happy Teacher Happy Student

3 Maret 2021   09:47 Diperbarui: 3 Maret 2021   09:55 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Siswa tidak membutuhkan guru yang sempurna. Siswa membutuhkan guru yang bahagia, yang akan membuat mereka bersemangat untuk datang ke sekolah dan menumbuhkan kecintaan untuk belajar."

Kutipan tersebut saya ambil dari perkataan salah seorang ahli fisika terkenal Richard Feynman. Pria yg lahir di New York pada tahun 1918 ini dikenal dengan karyanya tentang teori perluasan Elektrodinamika Kuantum. Sehingga dengannya dia mendapatkan Nobel Fisika pada tahun 1965 dan menjadikan ia sebagai salah satu fisikawan berpengaruh di abad 20.

Selain ahli fisika Feynman juga dikenal sebagai edukator yg ulung. Dia mampu menjelaskan hal-hal yg rumit berkaitan dengan fisika menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Tak jarang ia menyelipkan "joke-joke" ringan dalam penjelasannya. Karna hal tersebut ia mendapatkan julukan "The Great Explainer" atau pemberi penjelasan yg hebat. Ia wafat di Los Angeles pada 15 Februari 1988 dengan meninggalkan karya-karya yang luarbiasa tentang teori partikel dan diagram feynman.

Kembali ke kutipan tersebut, nampaknya feynman telah berhasil menjadi guru yg bahagia. Buktinya hampir di semua kuliah-kuliahnya mahasiswa dibuat mengerti dan menyukai fisika. Penjelasannya sederhana namun tepat pada inti persoalan. Hal tersebut dikarenakan feynman adalah pribadi yg merdeka, bebas berkreasi dan tidak tunduk pada hal-hal administratif atau semua yg berhubungan dgn birokrasi pendidikan.

Sementara itu menjadi guru yang bahagia masih menjadi angan-angan di negeri ini. Sekian kali berganti kepemimpinan tidak jua menjadikan kualitas pendidikan di negeri ini membaik. Hasil PISA (The Programme for International Student Assessment ) tahun 2018 menempatkan Indonesia pada posisi ke 72 dari 78 negara. Belum lagi problematika kesenjangan antara guru negeri dan guru honorer. Guru negeri dengan berbagai tunjangannya dengan guru honorer yg belum jelas nasib status kepegawaiannya. Helvina seorang guru honorer di Sulawesi yang bahkan menjadi korban pemecatan oleh kepala sekolah hanya karna mengunggah nominal gajinya ke dunia maya. Bukannya mendapatkan perlindungan hukum, banyak guru yg justru menjadi korban kriminalisasi.

Tak hanya di Indonesia, problematika kebahagiaan guru juga terjadi di berbagai belahan dunia. NGO; ExtraOrdinary Teacher melakukan survey dengan pertanyaan "How happy you are in profession?". Lebih dari 315 guru yg menjawab dalam semalam. Hasilnya antara lain;

- 31% you are happy

- 69% of you are okay or worse

Atau dengan kata lain 7 dari 10 guru berada dalam kondisi tidak bahagia. Setelah ditelisik beberapa komentar mereka antara lain;

overworked (terlalu banyak tugas)

unappreciated, & disrespected (tidak dihargai dan dihormati)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun