Dulu sebelum "demam Olimpiade", meski masih kalah dari China, tapi di sektor putri kita masih menjadi penguasa di Asia Tenggara. Kini, kita tidak bisa hanya menunggu keajaiban, pemain bertalenta tinggi seperti Susi-Sarwendah-Mia bakal muncul begitu saja.
Menjaga aset terbaik kita
Para pelatih kita adalah aset bangsa yang sangat penting. Dulu kita pernah punya Tong Sin Fu. Dulu kita pernah punya Mulyo Handoyo. Dulu kita punya Liang Chiu Sia.Â
Para pelatih bertangan dingin yang melejitkan Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, Taufik Hidayat, Susi Susanti. Di luar Indonesia, Tong Sin Fu melahirkan Xia Xuanze, Lin Dan, Cai Yun, Fu Haifeng, sementara Mulyo Handoyo melejitkan Srikanth Kidambi.
Tentu saja untuk bisa ngemong dan nguwongke para pelatih ini adalah tugas para pengurus PBSI. Jangan ada lagi pelatih yang kabur ke luar negeri karena ada konflik dan ketidakpuasan.
Saya yakin, gaji bukanlah hal yang utama dijadikan patokan para pelatih ini. Tong Sin Fu, misalnya, kembali ke China setelah pengajuannya menjadi WNI terkatung-katung tanpa kepastian. Lha para pengurus PBSI nya ngapain aja? Padahal ini adalah pelatih top yang diminati oleh banyak negara.
Para pelatih kita dihargai bagai berlian di luar negeri. Jangan sampai mereka tersia-sia di negeri sendiri.
Semoga setelah pandemi ini berakhir kita bisa segera memasuki musim semi.
Salam olahraga
Salam bulutangkis
WYATB GBU ASAP.