Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Internet Jadul yang Terencana dan Sound Effect Modem yang Nggilani

29 Juli 2021   09:49 Diperbarui: 29 Juli 2021   12:12 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu itu pertengahan tahun 1990-an. Untuk bisa berlangganan internet ke provider internet kami harus punya langganan telpon rumah (fixed phone), yang pakai kabel tembaga itu. Untunglah tiang telpon sudah nyampe ke tempat kami. Jaman itu juga belum mengenal yang namanya handphone.

Modem 28800 Kbps, yang kami miliki waktu itu sudah serasa keren. Meski setahun berikutnya muncul kecepatan yang 56 ribu Kbps, itu sudah kecepatan tertinggi alias mentog dengan telpon rumah. Apapun itu buat kami yang cuma punya media floppy disk 3 1/2 inch berkapasitas 1.44 Mb sudah cukup cepat. Bayangkan kapasitas flash disk terkecil sekarang (kalau masih ada yang jual) 4 Gb, sementara floppy disk jadul 1.44 Mb.

Dari port paralel di PC (alias port printer) terhubung kabel paralel RS232 ke modem. Lalu dari modem ke pesawat telpon atau roset telpon dengan kabel tipe RJ11. Ada jenis pesawat telpon yang memiliki dua port RJ11, sehingga salah satunya bisa langsung dihubungkan ke modem. Tapi kalau tidak, ya terpaksa setiap akan pakai internet, kita copot kabel  di roset ganti dengan kabel lainnya yang hendak dipakai.

(*saya sudah agak lupa mohon dikoreksi bila salah*)

Jadi waktu itu untuk berlangganan internet, kita mendaftar ke provider internet (datang langsunglah ke kantor provider, belum jamannya online). Setelah mengisi formulir dan membayar sejumlah ongkos, kita akan diberikan username, akun email, dan password. Juga nomor telpon provider untuk koneksi internet.

Di rumah, setelah kita sukses setting modem, kita coba koneksi internet ke provider. Dial dari modem, kemudian di dialog box masukkan username dan password.

Kalau sukses terhubung biasanya setting awal yang ingin kita lakukan adalah setting email di Microsoft Outlook Express. Setelah kita mengenal keberadaan email gratisan seperti yahoo dan lycos, kita seneng banget, nggak perlu harus pakai akun email provider. Jaman itu belum kenal gmail.

Bayar internetnya tiap bulan tergantung pemakaian. Kalau nunggak pemakaian terakhir ya dianggap putus.

Sebelumnya saya sudah sering main internet di sebuah lembaga pendidikan ketrampilan yang menyediakan akses internet (meski lambat) ke semua komputer di lab. Waktu itu lebih banyak dipakai para siswa untuk chatting, yang paling populer adalah mIRC. Waktu itu belum kenal streaming seperti youtube, lagian internetnya pelan banget dan dibatasi kecepatannya.

Nah, kalau main internet di rumah, nggak bisa lagi santai chattingan seperti di lab komputer, yang ini mbayar sendiri, dihitung waktunya. Makin lama makin asyik ... eh ... ya makin tombok ....

Jadi waktu itu sebelum dial internet, kita sudah harus membuat perencanaan, mau apa saja. Misal, buka semua email, download atacchment, disconnect, baca-baca dulu. Kalau mau ngetik jawaban email yang panjang lakukan dulu di tempat lain, jangan sambil online. Kalau mau browsing kita juga nggak boleh tersesat terlalu jauh, harus tetap fokus mau cari topik apa. Mungkin bocil milenial ketawa, kalau dulu kita mau browsing mesti bikin list dulu biar fokus. Selain itu kalau ada situs yang kelamaan bengong terpaksa kita tutup. Hitungannya adalah waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun