Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamatkan Pantat Kita Masing-masing

11 Agustus 2020   08:59 Diperbarui: 11 Agustus 2020   08:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya mencoba duduk di sana, pantat saya memberikan jawabannya. Ternyata karena di bagian yang ini kursinya dari besi, sehingga terasa dingin. Orang-orang memilih duduk di bagian lain yang kursinya dari plastik. Karena sudah terlanjur duduk, ya saya mencoba menguatkan hati, eh menguatkan pantat untuk tetap bertahan.

Untunglah, tak perlu lama-lama berlagak sok kuat, karena begitu ada tempat kosong di bagian kursi plastik saya segera berpindah ke sana. Meskipun orang-orang tak ada yang berkomentar, mungkin dalam hati mereka ngomong, "Pantatnya kedinginan, ya, Mas ...." Bagaikan peribahasa, lain di pantat, lain di hati .....

Bagaimana kalau suatu kali mesti duduk di kursi tunggu yang dingin cukup lama? Nah, biar pantat tidak kedinginan, bawalah koran. Bukan buat dibaca tapi buat alas pantat. Mungkin pantat juga butuh literasi.

Suatu kali mesti duduk di lantai marmer yang dingin, koran yang tadinya saya beli buat dibaca, jadilah buat alas duduk. Ketika saya tinggal korannya saya biarkan di situ. Waktu saya lewat lagi, ternyata sudah ada orang yang lagi asyik membaca koran bekas alas pantat saya. Begitulah, ternyata minat baca tidak bisa dikalahkan oleh pantat.

Ada rekan yang membagikan trik, agar bisa tetap BAB dengan nyaman di kloset duduk saat udara dingin. Ambil sedikit air panas dari dispenser, lalu siramkan ke mulut kloset. Nah, dengan demikian kloset tidak terlalu dingin lagi. Ingat, siramkan air panas ke kloset, bukan ke pantat kita. "Kalau tidak ada air panas bagaimana?" Coba saja diamplas pakai tangan ..... Zinggg ....

Konon di negara maju yang beriklim dingin, ada toilet umum dengan teknologi yang mampu membuat pantat para "klien" tidak kedinginan. Entah itu di negara mana saja. Mungkin di antara pembaca Kompasiana yang telah banyak melanglang buana, ada yang pantatnya beruntung pernah menjadi "klien" dari toilet semacam itu, merasakan kecanggihan toilet tersebut, bisa menjelaskannya.

Tidak ada salahnya kan, berbagi pengalaman yang dirasakan pantat kita. Siapa tahu suatu saat pengalaman tersebut akan sangat berguna bagi pantat orang lain. Ngomong-ngomong, apa pengalaman terbaik yang pernah dirasakan oleh pantat panjenengan?

Seandainya pesawat Concorde dioperasikan kembali dan saya beruntung bisa ikut nebeng. Maka hal yang akan menjadi prioritas untuk saya lakukan adalah menjajal toilet pesawat tersebut. Supaya nantinya saya bisa bercerita bagaimana rasanya BAB dalam kecepatan supersonik .....

Jadilah pantat yang bisa merasakan kloset di toilet first class penerbangan jarak jauh maskapai Emirates
Jadilah pantat yang bisa merasakan kloset di kamar Royal Suite di hotel Burj Al Arab
Tapi jadilah juga pantat yang bisa merasakan WC di terminal, pasar, bahkan di empang lele

Mungkin salah satu pantat paling kuper adalah pantatnya Kim Jong Un. Konon kalau pergi kemana-mana selalu ada toilet portabel yang mesti harus selalu sedia mengikuti. Jadi pantatnya Kim Jong Un mungkin hanya berkenalan dengan beberapa kloset saja.

Dulu sewaktu Kim Jong Un lama tidak tampil, banyak isu mengaitkannya dengan terjangkit Covid, bahkan dikatakan sudah meninggal. Kalau menurut saya sih, mungkin Kim Jong Un pantatnya lagi wudunen. Jadi mesti nunggu lama, sampai udun-nya matang, biar bisa diplotot. Adakah dari para pembaca Kompasiana yang berani mlotot udun-nya Kim Jong Un?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun