Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan featured

Munculnya Harapan Baru Ganda Putri Bulu Tangkis Indonesia

7 Oktober 2019   07:32 Diperbarui: 4 Agustus 2021   07:26 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda putri Indonesia, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto (Siti/Ribka), pada babak semifinal SEA Games 2019 di Muntinlupa Sports Center, Manila, Filipina, Senin (2/12/2019).(DOK. BADMINTON INDONESIA) 

Salam olahraga.
Salam bulutangkis.
Halo Badminton Lovers.

Beberapa tahun belakangan ini, dalam turnamen-turnamen superseries, untuk sektor ganda putri, praktis kita hanya menumpukan beban pada Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Greysia/Apriyani, saat ini peringkat 6 BWF, juga mulai keteteran menghadapi gelombang serbuan WD Jepang yang bagaikan tak pernah surut. 

Sementara, WD kita berperingkat terdekat dengan Greysia/Apriyani, yaitu Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (saat ini peringkat 18 BWF), perkembangannya serasa mentok.

Dari segi usia kedua WD teratas kita tersebut, bisa dilihat:

  • Greysia Polii: kelahiran 1987
  • Rizki Amelia Pradipta: kelahiran 1990
  • Della Destiara Haris: kelahiran 1992
  • Apriyani: kelahiran 1998

Selepas Olimpiade 2020, kemungkinan besar Greysia Polii akan pensiun. Dan tak lama akan disusul Rizki Amelia Pradipta. Pelatih perlu mulai memikirkan siapa yang cocok dipasangkan dengan Apriyani.

Mungkin coach Eng Hian, dan asistennya, Chafidz Yusuf, termasuk yang paling pusing, sudah membongkar pasang sekian pasangan, dengan bermacam racikan, tetapi belum ada yang mampu menunjukkan progress yang cukup menjanjikan. 

Masuknya Nitya Krishinda, peraih emas WD Asian Games 2014, ke tim kepelatihan, dengan pengalamannya sebagai pemain, diharap mampu meningkatkan prestasi WD kita. 

Apalagi melatih WD cukup kompleks, perlu seni tersendiri, dengan faktor non teknis yang dominan. Istilahnya, kalau pemain putra hari ini latihan dibentak-bentak, besoknya masih datang seperti biasa. Tetapi kalau pemain putri hari ini latihan dibentak-bentak, besoknya bisa-bisa tak datang lagi.

Kabar gembira muncul dari turnamen Yuzu Indonesia Masters 2019 (turnamen kelas BWF100), yang berlangsung 1-6 Oktober 2019. Secara keseluruhan hasil turnamen memang kurang menggembirakan. 

China menyabet empat gelar, sementara Indonesia, sang tuan rumah, hanya kebagian satu gelar. Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto yang merebut gelar di nomor ganda putri, merupakan ganda muda potensial di masa depan.

Siti Fadia dan Ribka Sugiarto, keduanya kelahiran 2000. Pasangan ini memang baru pada peringkat 92 BWF, karena belum lama dipasangkan, yaitu pada ajang Russian Open (16-21 Juli 2019). 

Sejak itu mereka sudah menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan. Berikut ini sejumlah lawan tangguh yang telah dikalahkan dalam perjalanan mereka hingga Oktober 2019:

  • Emilie Lefel/Anne Tran (peringkat 29 BWF), dikalahkan di Hyderabad Open 2019
  • Lee So Hee/Shin Seung Chan (peringkat 5 BWF), dikalahkan di Chinese Taipei Open 2019
  • Li Wen Mei/Zheng Yu (peringkat 12 BWF), dikalahkan di Yuzu Indonesia Masters 2019
  • Nami Matsuyama/Chiharu Shida (peringkat 14 BWF), dikalahkan di Yuzu Indonesia Masters 2019
  • Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (peringkat 18 BWF), dikalahkan di Yuzu Indonesia Masters 2019

Nama Siti Fadia pertama kali melejit saat menjadi runner up di nomor ganda campuran BWF World Junior Championships 2017. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang ketika itu menjadi pemenang, di level senior saat ini menunjukkan perkembangan yang menarik. 

Sementara Siti Fadia sempat dipasangkan dengan Agatha Imanuela dan menjadi runner up di BWF World Junior Championships 2018. Sayangnya kemudian performa Siti/Agatha nampak mentok.

Tim pelatih cukup jeli memasangkan Siti dengan Ribka. Sepertinya chemistry di antara keduanya cepat terbentuk. Yang menarik adalah pola permainan yang dikembangkan oleh Siti/Ribka. Bila permainan Greysia/Apriyani didominasi oleh lob dan reli panjang (sehingga dijuluki oleh netizen sebagai gaya "umbul-umbul"), maka Siti/Ribka cenderung menyerang dan agresif. 

Mungkin lebih mendekati dengan gaya main kebanyakan WD Korea. Permainan no-lob, dominasi pukulan smash dan drive, membuat Siti/Ribka dijuluki Minions versi WD. Mereka banyak melakukan cegatan dan serobotan ketimbang menunggu di garis belakang.

Eksperimen pelatih untuk memasangkan Siti/Ribka memang agak "gokil". Karena keduanya bertipikal sebagai pemain depan. Tapi sepertinya duet PM (playmaker) ini cukup sukses. Bola-bola buangannya ajaib kerap membuat lawan termehek-mehek, sementara gebukan smash tetap kenceng. 

Bisa lebih ngeri lagi, kalau di-upgrade dengan kemampuan jumping smash ala Apriyani. Satu hal yang penting, bukanlah semata pola permainan saja, tetapi sikap mental mereka yang tidak gampang keder kala mesti berhadapan dengan WD elit dunia. 

Cara melakukan defence smash juga tak selalu lob, malah lebih mirip dibanting untuk sengaja menyulitkan lawan. Menonton pertandingan mereka, kadang bikin "curiga", jangan-jangan Siti/Ribka saat latihan sering melakukan sparring partner dengan para MD.

Pelatih perlu mengasah sejumlah hal dari pasangan ini agar di masa depan lebih mampu menjaga konsistensi. Di antaranya:

  • Stamina perlu digenjot. Jangan sampai ngegas sejak menit awal, tetapi tekor ketika mesti bermain rubber set. Apalagi dengan gaya permainan mereka yang "bak-buk-bak-buk" dan "jingkrak-jingkrak"
  • Variasi permainan perlu ditambah. Lebih-lebih saat mesti berhadapan dengan lawan yang mempunyai defence rapat dan stamina kuda, seperti para WD Jepang misalnya. Tentu akan sulit jika hanya sekedar mengandalkan memforsir smash.

Semoga pelatih berkenan mengirim berlian muda ini ke turnamen-turnamen superseries terutama kelas BWF300 dan BWF500. Menapaki menjadi juara akan sangat berguna untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun