Kasus Gagal Ginjal akut yang menghantui anak dan balita bagi emak-emak seperti saya, itu kena banget.
Pasalnya anak saya 3, usianya 14, 8 , dan 4 tahun yang masuk usia berpotensi gagal ginjal akut (0-18 tahun).
Mengingat salah satu gejala  gagal ginjal akut  adalah buang air kecil maka urusan ini pada akhirnya bikin saya sedikit parno.
Untuk anak ke dua dan ketiga, saya jadi bawel nanya - nanyaÂ
"Dah pipis belun?" Â pertanyaan rutin.
"Dah berapa kali pipis  hari ini?" pertanyaan di malam hari .
Sementara buat si bungsu kegiatan buang air kecil menjadi kewajiban untuk diamati bahkan kalau perlu diantar terus.
Namun sebenarnta si bungsu ini belum sepenuhnya sukses toliet training alias buang air kecil sendiri di toilet. Beberapa kali dalam sehari dia masih gagal dan berakhir mengompol di celana.
Khusus untuk pipis di malam hari dia ngompol di kasur belum bisa bangun dan sengaja ke toliet. Kalau gagal mentreatment dia agar tak ngompol saat tidur, maka pagi hari kasurpun basah.
Dulu saya sering melotot dan marah kala dia gagal mengompol di toilet hingga kadang dia menciut ketakutan.
Namun semenjak kasus gagal ginjal meningkat, peristiwa ngompol di celana atau kasur kini sering saya syukuri karena jadi pertanda buang air kecilnya masih baik-baik saja dan volumenya masih aman.
Kadang dia kebingungan sendiri sehabis ngompol saya malah peluk dan cium dia padahal biasanya ending kami kejar-kejaran karena dia takut kena omelan.Â
