Kembali lebaran kedua saat pandemi. Masih belum terbiasa untuk melewati masa lebaran tanpa salaman, masih sering lupa pengen belok ke rumah tetangga, bukan buat mengincar kue nastarnya tapi ya memang tangan gatal untuk salaman.
Jika biasanya dianjurkan pergi dan pulang dari lokasi shalat ied lewat jalan berbeda , dengan tujuan agar bisa bertemu semua orang buat maaf-maafan, maka kali ini jalan pergi dan pulang shalat Ied dibikin sama.
Jika biasanya jarak antar makmun dekat biar bisa sekalian tanya kabar, sekarang jarak diatur basa-basinya lewat senyum dibalik masker.
Silaturahmi masa pandemi tetap harus memperhatikan 3 hal ini
Pertama silaturahmi kita bisa lakukan dengan cukup menyapa dari balik pagar rumahnya, setelah penghuni rumah keluar mendengar kita mengucapkan salam, kita tunjukkan gaya salaman dari luar saja. Permintaan maaf tetap akan sampai kok.
Sst..ini adalah cara kalau kita tetap pengen lihat baju tetangga, jaga-jaga takutnya sama. Ya siapa tahu tetangga seleranya sama, cari baju yang diskonnya nyaris 100%  dengan  Ongkirnya nol.
Kedua kalau kebetulan papasan, jarak aman pertahankan tetap lebih dari 1 meteran atau ya 6-7  kaki lah. Kaki orang tapi ya jangan kaki semut! Enggak usah sungkan, merekapun paham kalau sekarang jarak harus memisahkan kita.
Kalau ternyata karena lama tak jumpa mereka terus saja mengajak kita bertata krama, pura-puralah kamu resah dan gelisah mirip orang yang ditagih utang, biar dia ga nyaman meneruskan obrolan, apalagi kalau judulnya rumpian.
Tak perlu berjabatan tangan apalagi cipika-cipiki cukup sampaikan maaf setulus hati. Meskipun muka kita berhasil glowing karema skincare, atau lisptik kita mahal harganya, sudahlah ga usah dipamerkan.
Ketiga, jika terlanjur berada di kerumunan gimana dong? Ya kalau terlanjur usahakan sebentar mungkin berada dikerumunan, secepat kilat  segera cari jalan untuk pulang  begitu pulang langsung aja 3 M plus membersihkan diri serta ganti baju. Jaga-jaga kalau tadi ada droplet yang nyangkut di baju.
Namun yang aman saat ini  tetaplah silaturahmi virtual. Khususon untuk silaturahmi dengan keluarga atau sanak saudara. Video call masih jadi andalan. Mau pakai aplikasi lain biar bisa ketemu keroyokan juga tak jadi hambatan. Kita masih bisa tertawa bercanda meskipun lewat jendela dunia maya.  Sabarlah sebentar lagi, doakan pandemi segera pergi.