Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pusat Musik Dunia Itu Ada di Borobudur Kita

11 Mei 2021   09:32 Diperbarui: 11 Mei 2021   09:39 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief-relief pada candi Borobudur. Sumber pixabay diolah oleh picsart (foto: Irma Tri Handayani)

Terngaga!itu yang jadi ekpresi saya pertama kali setelah mendapatkan literasi tentang Borobudur . Borobudur ternyata memiliki sisi lain yang bukan cuma keindahan. Tapi ada sisi lain yang tak pernah saya sadari sebelumnya. Kita kupas sedikit Borobudur dari beberapa sumber.

Penemuan Borobudur

Dirunut dari bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan semenjak pada abad ke-14 . Melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam menjadi salah satu penyebabnya.

Bangunan ini mulai dilirik dunia  semenjak tahun 1814 Sir Thomas Stamford Raffles menemukannya. Saat itu dia memangku jabatan sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.

Diolah dari www.rijksmuseum.nl. (Dokumen Irma Tri Handayani)
Diolah dari www.rijksmuseum.nl. (Dokumen Irma Tri Handayani)
Tak lama Borobudurpun  segera mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali). Proyek pemugaran skala besar terjadi pada kurun waktu 1975 sampai 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, setelah itu situs bersejarah inipun resmi  masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Keunikan Borobudur

Monumen ini laksana  model alam semesta yang didirikan sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha . Bukan hanya itu, tempat ini juga sekaligus berfungsi sebagai tempat yang  akan menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi bergerak menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

 Para pengunjug masuk melalui sisi timur dan bisa  mengawali  ritual di dasar candi dengan menapaki bangunan suci ini secara melingkar searah jarum jam.

Jika perjalanan terus naik ke undakan , kita akan  melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah

 Kmadhtu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan  yang terakhir adalah Arupadhatu (ranah tak berwujud). 

Diolah dari pixabay (dokumen: Irma Tri Handayani)
Diolah dari pixabay (dokumen: Irma Tri Handayani)
Pada dinding candi di setiap tingkatan,  kecuali pada teras-teras Arupadhatu, terpahat panel-panel bas-relief yang diciptakan dengan sangat teliti dan halus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun