Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Status Ekonomi yang "Miskin Enggak, Kaya Juga Belum" Membuat Kami Tak Layak Diberi Bantuan

1 April 2020   18:13 Diperbarui: 1 April 2020   18:07 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin segar ditiupkan Presiden Jokowi yang bermiat untuk menambah bantuan ini itu bagi mereka yang berada di garis kemiskinan selepas Presiden Joko Widodo telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kemarin.

Saya dukung itu,agar mereka bisa tetap hidup meskipun tak bisa mencari rejeki harian kini. Mereka seperti tukang dagang keliling yang memang tak bisa lagi keliling dengan kondisi ini. Para driver Ojol, yang sudah mulai mengharu biru karena orderan kosong melulu.

Lalu bagaimana dengan kami yang berada sedikit di atas garis kemiskinan. Jika saya bekerja,mungkin status ekonomi bisa naik, namun karena saya diliburkan, maka garis tersebut turun dan nyaris menyentuh garis kemiskinan.

Ya , selama ini saya membantu suami dalam memenuhi roda ekonomi. Honor suami yang jauh dari UMR atau UMK dunia manapun,membuat saya harus bekerja agar kebutuhan sehari-hari kami dengan 3 anak tercukupi.

Maka sebelum horor Covid ini berlangsung, sebetulnya kebutuhan ekonomi bisa saya penuhi ,saya tak kekurangan meskipun juga belum memiliki  uang berlebih yang bisa disimpan kecuali uang koin seribu dua ribu buat mengisi celengan ayam..

Kemudian setelah kondisi darurat ini bergulir, saya sudah mulai sering di rumah.  Hanya 1 atau 2 kali dalam seminggu,bahkan kini setelah status baru ditetapkan jadwal bekerjapun menghilang.

Jika biasanya saya penyumbang biaya harian dan suamilah yang menutupi biaya bulanan (cicilan rumah,spp anak dan listrik) maka kini, tanggal 1 baru masuk, honor suami dah menipis digunakan biaya harian, maklum honor dibagi jauh dari tanggal 1 (sepertinya atas dasar kasihan w wk wk)

Apa sih biaya harian itu?biasanya ya tentu bekal anak dan ongkos anak. Karena libur alhamdulillah biaya itu terpangkas. Berarti apa dong? ya tentu saja biaya makan. 

Beras dan sayuran untuk makan untuk anak itu saja. Karena tak mungkin membiaran mereka kelaparan. Emak dan Bapaknya bisalah puasa, tapi mereka? mana tega.

Jadi yang paling meresahkan saya kini adalah biaya makan. Bagaimana seandainya uang  yang tersisa ini benar-benar habis saat masa tanggap covid 19 belum usai. Jika kami sampai tak bisa makan, mungkinkah kami bisa berpindah status secara cepat menjadi miskin agar mendapat dana dari pemerintah. 

Ah, semoga itu tak terjadi,semoga hingga badai ini usai anak-anak kami masih bisa makan. Jangan perpanjang masa ini, diamlah kalian di rumah Bro and sist. Jangan paksakan pulang hanya karena sekedar rindu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun