Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seharian Berdua Mengasuh Tiga Buah Hati (Serial Status Galau Emak-emak Kacau)

24 Juni 2019   16:15 Diperbarui: 24 Juni 2019   16:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjalan bersama buah hati. Dokumem Pribadi

Lebaran sudah nyaris terlewat 1 minggu, sepulang dari mudik ,masih ada saudara yang belum kami kunjungi yaitu keluarga besar dari pihak saya yang merupakan kakak serta adik dari ayah.

Kalau dah urusannya ke Bandung,biarlah sekalian wisata dan mengasuh  saja. Meskipun seperti biasa menggunakan kendaraan umum yang penting seru-seruan berlima.

Pergi menggunakan bis kota,sempat menunggu sedikit lebih lama. Namun nyaman bis kota berharga 10.000 rupiah itu membuat duduk kami nyaman. Suami dengan si cikal ,kakang,saya sebaris Teteh dan dede yang setia dalam gendongan. 

Duduk nyaman dalam bis . Dokpri
Duduk nyaman dalam bis . Dokpri
Ada dua kunjungan hari ini pertama Bibi , kedua uwa. Rumah keduanya kalau disebut jauh banget sih tidak. Namun  permasalahannya rumah keduanya itu jauuuh dari pemberhentian angkot. Jaraknya antara1-2 km lah. Mau naek sama turun dari angkot,kami harus jalan kaki.

Setelah saling berpandangan dan berdiskusi kami memutuskan dari rumah Bibi ke rumah Uwa ya sudah dilewati dengan berjalan kaki saja. Kami berpikir seru juga berjalan berpegangan tangan dengan mereka. Melewati pelataran jalan Ahmad Yani atau lebih dikenal dengan daerah cicadas menjju daerah Antapani Bandung

Sebelum berjalan,terjadi pergantian penggendong bayi. Suami yang memegang bayi,saya yang memegang kakak- kakaknya.

Ada sedikit insiden terjadi. Sendal lebaran Teteh, putus gara- gara terinjak kakaknya. Jadilah di rumah bibi bapaknya sibuk mengelem tuh sendal. 

Sambil menunggu kering ,sambil berbagi kabar dengan Bibi saya ini. Biasanya Bibi saya yang ini  memiliki sajian  makanan khas acara resepsi pernikahan,maklum suaminya bekerja di katering,namun kali ini tak ada apa-apa. Entah memang paman belum ada job,atau karena kini sakit maka  tak ada makanan sisa katering yang bisa diolah.

dokpri
dokpri
Sendalpun kering. Kami bersiap melangkah pulang. Tepat saat pamit dan membuka pagar,tuh sendal yang sebelahnya gantian terinjak oleh emaknya . Jadilah lepas kembali. Kasak-kusuk Bibi mencari barangkali ada sendal cucunya yang ketinggalan,untunglah ada kalau engga Teteh akan digendong sampai menemukan tukang sendal.

Rasanya piliham berjalan kaki bukan hal yang tepat. Mengingat kami berjalan di bawah panas matahari yang sedang galak-galaknya maklum menjelang jam 12.

Perut mulai keroncongan,merekapun mengeluh kelaparan ,sayang jalan masih panjang. Untunglah kami menemukan tukang batagor yang sedang mangkal. Aha,untuk sementara dalam rangka mengganjel perut saja bolehlah tuh batagor . Beli 3 porsi untuk 4 orang,soalnya Teteh biasanya makannya tak habis sendirian maka sudahlah berbagi saja sama Bapaknya,soalnya kalau emaknya selera batagornya selera pedas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun