Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makna Daster bagi Emak-emak (Serial Status Galau Emak-emak Kacau)

17 Juni 2019   11:37 Diperbarui: 17 Juni 2019   11:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daster saya saat masih baik-baik saja. Foto: dokumen pribadi

Tahukah anda,bagi emak-emak seperti saya, daster bukan cuma sekedar pakaian. Meskipun modelnya tak macam-macam namun inilah baju kebangsaan.

Daster itu mudah dikenakan. Tinggal masuk ke badan. Tak ribet seperti kimono. Tak susah masuk seperti makai celana jim.Simpelnya buka - pakai daster mempermudah aktifitas Ibu Rumah Tangga yang segambreng. Mau turun naik tanggal tinggal loncat. Ruang gerak lepas biasanya.

Daster itu adem. Kalau panas enggak bikin berkeringat terlalu deras. Kalau sudah berpamas-panas dari luar,langsung "nyes" terasa. Basah kena air cuciam atau ompolan gampang kering.

Demi memiliki daster yang berkualitas, saya sampai memesan daster langsung dari Solo. Kebetulan teman di media sosial ada yang berjualan. Modelnya cocok, motif juga oke dan yang penting harganya murah meriah(dan itu alasan utama sebenarnya)

Sayangnya meskipun baju kesukaan,daster ini mudah sekali sobek. Bukan karena kualitas kain jelek,namun jahitan pabrik yang suka asal-asalan membuat daster gambak robek. Salah posisi duduk "bret!" 

Warna dan motif kain masih bagus tapi tentuk tak sedap pandang jika bulu ketek berkibar-kibar. Kadang suka memaksakan karena badan nagih kenyamanan dengan ditutupi jaket masih amanlah dipakai belanja ke warung.

Namun sayang suami tak merestui, dia tak mau saya berbusana begitu. Triks saya untuk menutupi dengan jaket ditentang keras. Malu katanya masa suaminya berkumis dan berjanggut eh istrinya berdaster bolong ( ada kolerasinya emang?)

Kalau maksa- maka dia akan melotot penuh,kalau sudah begitu,ya terpaksalah ganti baju. Tapi kalau suami sedang tak ada di rumah kadang saya suka nyuri-nyuri kesempatan berdaster. Kadang kalau punya yang baru juga namun hati lebih memilih daster yang senior.

Sekarang sebagian besar daster sudah robek. Dibuang sayang karena masih bisa digunakan  warna belum buran,motif masih jelas . Sebagai baju tugas terpaksalah saya mengeluarkan kemampuan saya dalam menjahitt.

Emang saya bisa? Jawabannya adalah tidak bro..sis..tak pernah kepikiran akan menggunakan keterampilan tangan dalam menjahit. Kalau keterampilan tangan dalam mencari uang di dompet atau saku suami saya ahli tuh.

Ah menyesal dulu waktu SMP tak suka pelajaram menjahit. Sayang sekali dulu sering tak bersemangat membuat pola dan menjahit. Padahal bu guru sempat memarahi pola saya yang berantakan,andai saya mengikuti mau Bu Guru mungkin saya bisa menjahit , "mungkin " tapi ya..ga janji wk wk wk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun