Hari ini jadwal saya dan suami kebetulan sama. Dengan jam selesai kerja sama,kamipun janjian untuk pulang bareng.Â
Tidak ada rencana untuk buka puasa bersama seperti dulu. Terakhir buka berdua ,sepertinya dua tahun lalu sebelum si bungsu hadir. Kalau sekarang begitu beres kerja,segera pulang karena si kecil menunggu bersama kakek -neneknya di rumah.
Tak ada rencana juga untuk saling menjemput seperti masa pacaran.Cukup saling menunggu saja di stasiun Bandung dengan kesepakatan,kalau dia yang duluan datang,maka dia yang akan membelikan takjil dan minum serta tiket kereta. Begitupun sebaliknya.
Namun seperti yang selalu terjadi selama ini, mesti saya yang duluan datang,saya yang mencarikan makanan dan saya yang membelikan tiket. Dia sering terjebak dengan narasi banyak pekerjaan atau macet di jalanan.
Waktu menunjukkan pukul 17.00 saat saya tiba di stasiun Bandung. Sudah ada sekotak kue balok yang saya beli di dekat tempat bekerja. Kue balok kan manis, selama ini kita tahukan bahwa berbuka dengan yang manis itu dianjurkan. Eh,itu beneran apa tag line iklan?
Begini saudara-saudara..saat kita puasa,perut kosong 12 jam membuat kadar gula darah menurun. Makanya pas puasa lemes yakan ,ya dong? Nah mengapa makanan yang manis dianjurkan sebenarnya tujuannya hanya mengembalikan kembali kadar gula darah yang tadi turun.Â
Berasa dong pas habis makan yang manis kok yang tadinya lemes jadi segar kembali. Terus lapar yang tadi menyiksa begitu terisi sedikit sudah menghilang.
Nah,karena tujuannya menaikkan kembali kadar gula darah,maka jangan berlebihan. Bukannya tambah segar kalau kekenyangan mengekekusi kolak misalnya badan malah jadi lemas dan bisa mengantuk.
Makanan manis baik saat berbuka karena
1.mampu mengembalikan tenaga