Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memangnya Masih Ada Ya Pejalan Kaki?

22 Januari 2019   17:26 Diperbarui: 22 Januari 2019   17:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semenjak motor menjadi mitra perjalanan siapa saja praktis sudah jarang kita melihat para pejalan kaki.

Jangankan jauh ,cuma pergi ke warung saja yang jaraknya cuma beberapa meter, orang sudah demen pakai motor. 

Turun dari angkutan umum tak tepat sasaran alias masih 100 meteran di depan, pakai motor. Kesana motor,kesitu motor.  Makanya motor laku seperti kacang goreng. Bukan masalah gencar promo dan murah harga, namun kita yang sudah malas berjalan kaki.

Perhatikan saja trotoar di kiri kanan jalan. Mengapa kini lebih dipilih sebagai jalur motor? terlepas dari benar atau salah pengendaranya, namun trotoar memang jarang digunakan pejalan kaki. Andaikan trotoar penuh oleh pejalan kaki, rasanya tak mungkin pengendara motor berani melintasi kerumunan orang berjalan. Ya mungkin mereka memanfaatkan saja kekosongan jalan.

Lalu,para pedagang Kaki Limapun mengendus kesempatan itu . Tanpa pikir panjang trotoarpun mereka sulap jadi tempat berdagang mereka. Maka lahan Untuk jalan berdua sama si dia jelas tak ada,yang ada juga malah belok dan jajan kuliner yang tersedia.

Jadi,budaya jalan Kaki kita yang memudar lah yang merestui lahan untuk berjalan kaki untuk diserobot oleh pengguna lain.

Kesadaran bahwa berjalan itu sehat baru sekedar himbauan. Pegal,panas dan debu jdi alasan. Katanya pengen langsing taaapi di ajak jalan ogah.

Apalagi angkutan daring juga mudah dipanggil,tambah malaslah kita untuk berjalan.

Nah,agar hak pejalan kaki bisa terpenuhi, marilah kita biasakan lagi berjalan kaki. Jika orang yang berjalan rombongan,maka pengendara motor yang tadinya iseng melewati trotoarpun mengalah dan kembali ke jalan yang benar. 

Jika dari pagi buta hingga tengah malam pejalan kaki menyemut ditrotoat,maka pedagang kaki lima tak mungkin memaksakan diri buka lapak di trotoar.

Mari kembalikan hak pejalan kaki dengan rajin berjalan-jalan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun