Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pencarian Itu Usai

29 Desember 2018   14:46 Diperbarui: 30 Desember 2018   08:37 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka bertiga setengah berlari mendekati kerumunan itu. Benar saja mereka melihat seorang anak lelaki dengan ciri khas  yang menunjukkan puteranya sedang di gendong oleh aparat berseragam TNI. 

" Pak,itu anak saya!" Teriak lelaki itu sambil menepuk-nepuk lelaki yang menggendong  puteranya itu.

"Aaaa!" Teriak istrinya sambil berusaha mencium puteranya yang tampak tak sadar kan diri.

Herannya kembali orang-orang di sekitar situ tak menjawab atau memperhatikan lelaki itu dan istrinya. Bahkan teriakan anak perempuannya pun sama tak membuat mereka menghentikan langkah.

Sebuah ambulan tampak di depan merek.Putera dari lelaki itu tampak dibawa ke sana tanpa meminta ijin pada lelaki itu.

Lelaki itu jelas marah,dia berusaha merebut puteranya dari tangan aparat. Herannya tangan lelaki itu seperti hologram yang tak bisa mencapai tubuh puteranya.

Begitupun istri dan putrinya ternyata tak mampu juga untuk sekedar memegang dan mengecup kening puteranya yang sudah selangkah lagi menuju ambulan.

Mereka berpandangan tak mengerti akan apa yang terjadi.

"Anak ini masih hidup?" Tanya seorang perempuan berbaju putih yang mungkin saja dokter  siap menerima tubuh kecil itu di dalam ambulan.

" Masih,hanya saja belum sadar,cepat bawa ke puskemas!"pinta Bapak TNI.

Segera setelah putera lelaki itu masuk,ambulanpun dipacu kencang meninggalkan lelaki itu bersama istri dan putrinya yang berusaha berlari mengejar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun