Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Kaya di Masa Lalu Saya

23 September 2018   18:34 Diperbarui: 23 September 2018   18:53 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita kaya. Dokumen Pribadi

Membicarakan tentang orang kaya mengingatkan saya pada tetangga dulu saat masih gadis. Namanya sebut saja Bu Tince. 

Dia bekerja.  Kenaikan tingkat dari karyawan biasa menjadi pejabat di kantornya memang menyebabkan ada kenaikan signifikan pada pendapatannya. 

Kebetulan suaminyapun begitu. Sedari awal sudah bekerja di suatu Bank. Lalu seperti Istrinya karirnya juga meningkat setahap demi setahap hingga dia menjadi pejabat juga di bank tersebut. 

Saya menyaksikan betul pertumbuhan ekonominya. Dari mulai kendaraanya hanya sepeda motor bebek merah, lalu berganti jadi mobil sedan tua, hingga akhirnya terakhir setahu saya mobilnya lebih dari 2.

Sebagai orang kaya yang merangkak perlahan, karakternya cukup unik. pertama, Bu Tince ini doyan sekali traktir tetangga sekitar. 

Tidak perlu kedekatan khusus, asal Bu Tince kenal namanya saja, maka semangkok bakso boleh di bawah pulang. 

Nah, saya jadinya suka ikut ngemodus. Kalau malam lapar tapi saku datar, maka rencana membeli makanannya disesuaikan dengan acara jajan Bu Tince. 

Kebetulan memang dia doyan jajan malam. Tinggal pasang kuping baik-baik serta buka tirai sedikit untuk mengintip maka begitu ada tukang dagang yang dipanggil, segera saya mengambil wadah. 

Jika bakso maka saya pegang mangkok, jika nasi goreng maka saya tinggal ambil piring. Tapi timingnya di atur sedikit usahakan setelah Bu Tince melakukan pemesanan sebelum dia masuk ke istananya. 

Jika telat saat Bu Tince sudah di dalam maka resiko jajanan bayar sendiri. Disitulah ketelitian mata dan kuping dibutuhkan.

" Bu..! " pura-pura menyapa dengan senyum penuh makna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun