Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Telah Menyerah dari Sekolah

14 September 2018   19:43 Diperbarui: 14 September 2018   19:52 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajar di sekolah. Dokumen pribadi

Beberapa tahun yang lalu.. (mau menyebutkan tahunnya takut ketahuan umur wk wk wk) selepas wisuda, seusai euforia selesai kuliah, dapatlah saya pekerjaan sebagai pengajar di sekolah.

Senang dong pastinya. Enggak pakai nganggur lama. Sudah terbayang bulan depannya merasakan gaji pertama.

Mengajar dengan semangat.  Mengaplikasikan ilmu dari almamater tercinta. Semua teori dibabat habis demi mencerdaskan siswa-siswi. Berusaha menjadi guru yang menyenangkan bagi siswa. Menyelesaikan semua tugas yang diembankan sekolah.

Sebelum mulai bekerja, Pak Kepala sekolah memberi tahu bahwa honor di sekolah ini hanya Tujuh Ribu rupiah saja. Saya yang mendapatkan jatah mengajar 24 jam dalam seminggu lalu menghitung..

24 jamx 7000=168.000 kemudian untuk satu bulan berarti 168.000 x 4 minggu sehingga total 672.000. Wah pikir saya, jauh banget dari UMR. Tapi, tak apalah untuk mengajar perdana ini itung-itung penglarisan dan cari pengalaman. Ayo, semangat!!!  

Tibalah hari gajian. Sepulang mengajar saya pun ikut antri bersama guru lain di ruangan bendahara. Sebelum uang diberikan saya mesti menandatangani bukti gaji.

Mata dan jari bermain mencari nama dan posisi tanda tangan. Sebelum tiba di tanda tangan saya melihat dulu nominal yang akan saya dapatkan.

Alangkah terkejutnya saya ketika mendapatkan kenyataan bahwa nominal yang tertulis buka 672.000 melainkan 168.000.

Sayapun protes dong dengan sopan, khawatirnya Bapak bendahara salah menulis.

"Pak, sayakan mengajarnya 24 jam pak! " kata saya dengan hati-hati.

"Iya, lalu? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun