Mohon tunggu...
Mega Nugraha
Mega Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Jalan-jalan, mikir, senang

Suka jalan-jalan, suka tempat wisata Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola Mengubah Wajah Kelam Papua

4 Maret 2014   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939150251701024580

"Iya, beliau ketua adat suku di Jayapura. Sengaja datang ke sini untuk melihat langsung tim kebanggaan kota kami," ujar seorang supporter Persipura yang duduk di dekat saya saat itu.
25 September 2005 bisa jadi hari yang revolusioner bagi Papua. Melawan Persija Jakarta di Gelora Bung Karno, bermain di bawah tekanan Persija dan puluhan ribu The Jak Mania, Persipura sempat tertinggal 2-1 di menit 80 babak kedua. Kekalahan sudah di depan mata. Hanya saja, di menit 82, Korinus bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 hingga babak kedua berakhir.
Di hadapan gedung-gedung pencakar langit di tanah Jakarta, simbol peradaban republik ini yang jauh lebih maju dibanding Papua, anak-anak Papua ini mulai menyalakan satu api revolusi saat skor hingga babak kedua berakhir imbang 2-2. Membakar api revolusi butuh waktu 15 menit usai berakhirnya babak kedua itu.

Masih di bawah tekanan suporter Persija. Dalam perpanjangan waktu itu, anak-anak Papua ini akhirnya bisa membakar api revolusi di tanah Jakarta. Gol Ian Louis Kabes di babak extra time itu membawa Persipura juara liga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah sepakbola di republik ini. Anak-anak Jakarta terpaksa harus mengakui keunggulan saudara-saudaranya dari timur Indonesia.

Dan sejak saat itu pula-lah, menurut saya, Persipura untuk pertama kalinya merubah imej Papua yang selama ini dikenal negatif karena kondisi keamanannya hingga soal keterbatasan ekonomi, termasuk empat hal yang disebutkan oleh Lipi. Pelanggaran HAM di Papua hingga masalah ketimpangan ekonomi Papua, tetap terjadi meski Persipura juara di tahun itu.

Tapi setidaknya, yang menarik bagi saya, raihan prestasi itu menambah sisi positif Papua di mata orang banyak. Apalagi, tidak hanya di 2005, pada kompetisi 2008, 2009, 2011 dan 2013, Persipura juga meraih gelar juara. Ya, sekali lagi, prestasi klub asal Jayapura itu, merubah imej Papua. Terlebih lagi, saat korporasi asal Amerika Serikat Freeport McMoran menggelontorkan Rp 18 miliar untuk mensponsori klub tersebut.

Kehadiran Freeport mensponsori Papua, juga menarik. Kita tahu bahwa Freeport ini korporasi raksasa dunia yang membuka pertambangan di Papua. Bahkan, selama ini Freeport sering disebut sebagai simbol kapitalisme global dan simbol kekuasaan Amerika Serikat di Indonesia.

Perpaduan warna hitam dan merah di jersey Persipura dengan logo Freeport di bagian dada jersey tersebut, setidaknya menyiratkan pesan. Amerika Serikat melalui perusahaannya di Papua, Freeport, cinta dan mendukung kemajuan sepakbola Papua melalui Fersipura. Meskipun, ada juga klub lain di Papua, yang sedikit menyayangkan Freeport hanya mensponsori Persipura, sedangkan klub sepakbola di Papua tidak hanya Persipura.

Berhasilnya Persipura di 2005, kemungkinan menjadi era emas sepakbola Papua sejak era 1940-1950. Karena selama itu, sejak Papua bergabung dengan Indonesia, informasi yang saya kumpulkan belum menemukan prestasi gemilang dalam dunia sepakbolanya. Atau mungkin, imej Papua yang selalu liar di mata publik, menutup prestasi-prestasi sepakbola Papua.

Kalaupun ada, itu baru sebatas mencapai runner up. Yakni saat Perseman Manokwari dari Papua Barat harus bertekuk lutut di hadapan Persib Bandung pada final liga sepakbola era Perserikatan di tahun 1986. Selebihnya, belum ada klub sepakbola asal Papua yang berhasil menjuarai liga sebelum tahun 2005.

Di luar Persipura sebagai klub pertama di Papua yang berhasil menjuarai liga di Indonesia, para pemain asal Papua ini juga menjadi langganan di timnas Indonesia. Tercatat ada nama Boaz Solossa, Emannual Wanggai, Patrick Wanggai, Titus Bonai. Bahkan di beberapa musim, Boaz Solossa menyabet gelar pemain dengan pencetak gol terbanyak di Indonesia.

Dan kini, setelah menjuarai kompetisi Liga Super Indonesia 2013, Persipura mendapat tiket untuk melakoni Liga Champions Asia 2014. Sebelumnya, Persipura sempat beberapa kali melakoni liga champions Asia tersebut. Namun selalu kandas di tengah jalan. Dan kini, setelah 5 kali juara di Indonesia, mereka menargetkan untuk menjadi tim terbaik di Asia dengan menjuarai Liga Champions Asia itu.

Sepakbola Papua dalam sejarah sepakbola di Indonesia, juga tergolong masih muda jika dibandingkan dengan sejarah sepakbola di daerah lain, seperti halnya di Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun