Mohon tunggu...
Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Makna dan Hikmah Ramadan di Masa Pandemi

14 April 2021   14:22 Diperbarui: 14 April 2021   14:26 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadan dipahami sebagai bulan diturunkannya Al-Quran yang menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadan. Bulan Ramadan juga merupakan bulan penuh keberkahan. Karena setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Bulan Ramadan merupakan titik balik untuk memperbaharui semangat spiritualitas setiap umat Islam di seluruh dunia agar kembali menjadi insan bertakwa. Sebuah kesempatan untuk semakin menautkan hati dengan Allah SWT dan berlatih mengendalikan diri melalui puasa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Tahun ini bulan Ramadan masih dirayakan dalam situasi pandemi. Di tengah situasi pandemi ini banyak hikmah yang dapat dipetik untuk memaknai bulan Ramadan. Hikmah bulan Ramadan dalam menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amal shalih lainnya, seperti bersedekah, itikaf, membaca Al-Qur'an, shalat tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram, serta kegiatan lainnya dalam kehidupan ini. Menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT.

Bertolak dari bulan Ramadan tahun lalu yang dilalui dalam permulaan situasi pandemi yang menimbulkan ketidakpastian dan perasaan ketakutan diharapakan bulan Ramadan tahun ini menjadi pilar dan motivasi untuk intropeksi dan perbaikan iman, moral dan hati lebih baik lagi, sehingga dapat menjalani kehidupan lebih optimal untuk memuliakan Allah SWT. Berdasarkan tinjauan bulan Ramadan tahun lalu makna dan hikmah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1442 H  ini di tengah situasi pandemi, antara lain:

  1. Memiliki banyak waktu untuk melatih diri menautkan hati kepada Allah SWT

Dalam situasi pandemi segala kegiatan masyarakat dibatasi guna mencegah penyebaran virus corona. Hal ini berdampak pada kehidupan sehari-hari. Masyarakat dihimbau untuk meminimalisir berkegiatan di tempat umum yang dapat menimbulkan keramaian. Sehingga sepanjang hari selama pandemi ini diharapkan masyarakat menghabiskan waktu untuk berada di dalam rumah. Hal ini merupakan kesempatan emas untuk mengisi hari dengan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan ketakwaan baik secara pribadi maupun bersama keluarga. Setiap insan dapat merefleksikan diri atas segala perbuatan yang telah diperbuat baik secara perkataan, perbuatan, maupun pikiran yang masih belum sesuai dengan ajaran Al-Quran. Mengolah diri untuk merancang bekal perbaikan diri dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih sehingga Ramadan tahun ini menjadi lebih baik dalam hal amalan ibadah daripada tahun-tahun sebelumnya.

  1. Melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Masa pandemi ini menimbulkan kedukaan yang mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan pandemi berdampak diberbagai sektor kehidupan, baik secara kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, dan kehilangan keluarga, sanak saudara, serta teman akibat terpapar virus corona. Maka dengan sampainya setiap umat Islam pada bulan Ramadhan, maka seyogianya untuk bersyukur bahwa masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda. Saat berbuka puasa, selayaknya harus merasa bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat dinikmati bersama keluarga ditengah situasi pandemi saat ini.

  1. Melatih diri untuk berbagi dan berbela rasa terhadap sesama

Pandemi saat ini melumpuhkan sektor perekonomian secara menyeluruh sehingga banyak dari masyarakat yang mengalami kekurangan secara finansial akibat perdagangan harus mengalami kemacetan ataupun karena harus menerima PHK dari tempat kerja. Bertolak dari hal ini setiap umat Islam dapat saling menguatkan, menolong dan menopang dengan turut berbagi serta berbela rasa kepada saudara-saudari yang berkekurangan. Dengan berbagi dan berbela rasa merupakan wujud syukur atas berkah yang telah dicurahkan serta bentuk penghayatan atas pemeliharaan Allah SWT di dalam kehidupan, walaupun disaat pandemi dan kekurangan sekalipun.

  1. Melatih diri untuk hidup sehat.

Pandemi ini mengajarkan tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini membuat masyarakat belajar mengenai bahayanya kuman penyakit dan virus yang dapat menyerang manusia. Umat Islam pun diharapkan dalam bulan Ramadan ini dapat semakin membudayakan hidup bersih dan memberdayakan diri.

  1. Melatih diri untuk memelihara kesehatan mental.

Ketakutan dan kecemasan yang ditimbulkan selama masa pandemi ini membuat masyarakat mudah mengalami penurunan kesehatan mental. Bulan Ramadan ini diharapkan masyarakat dapat semakin bertahan dan menguatkan iman dalam menghadapi berbagai gempuran di kehidupan masing-masing. Dengan dasar iman yang kuat dari kerahiman ilahi Allah SWT dapat menjadi penyangga terkuat bagi kesehatan mental.

  1. Melatih diri untuk berpuasa hati

Selain berpuasa makan dan minum dalam bulan Ramadan ini diharapkan dapat berpuasa untuk menahan diri melakukan kegiatan yang menimbulkan keramaian atau mendatangi keramaian. Setiap masyarakat diharapkan untuk semakin peka dalam menaati protokol kesehatan dan mengurangi bepergian bila tidak terlalu dibutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun