Mohon tunggu...
AHMAT MAULANA WISNU WIBOWO
AHMAT MAULANA WISNU WIBOWO Mohon Tunggu... Desainer - Content Writer

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjar Sebut Ada 1 Kabupaten Yang Masih Jual Beli Jabatan Dan Sudah Dipantaunya di Jawa Tengah

10 September 2021   09:53 Diperbarui: 10 September 2021   10:03 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompasiana.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Yaitu Ganjar Pranowo, Sangat mewanti-wanti kepala daerah di wilayahnya untuk menjauhi korupsi di daerahnya. Ia mengaku telah mendapatkan banyak sekali aduan terkait masih ada satu kabupten di Jateng yang masih melakukan praktik jual beli jabatan ,sangat disayangkan.

Ia juga  menduga aduan itu juga pasti sudah masuk ke aparat penegak hukum(APH). Untuk itu, ia mengingatkan kepada seluruh bupati dan wali kota agar segera menghentikan kebiasaan yang buruk itu.

Kalau ada staf Anda yang ikut main-main, segera sikat saja! Peringatkan dengan keras daro Ganjar. Bahkan sampai level desa. Nyuwun sewu, kemarin saya intervensi OTT langsung ke kepala desa karena ada bukti permulaan menerima uang haram,” tegas Ganjar dalam rapat koordinasi (rakor) secara daring bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (8/9/2021).

Dalam rakor tersebut, Direktur Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Wilayah III KPK, Bahtiar Ujang Purnama, juga memberi peringatan 36 kepala daerah beserta jajarannya di Jateng untuk menjauhi semua jenis bentuk korupsi.

Baca Juga: Blogger Asal Jawa tengah sukses dari hasil Ketikannya

Di antara semua masalah, yang banyak terjadi terkait manajemen ASN dan pengadaan barang jasa,” ujarnya seperti dikutip pada siaran pers yang diterima dari Solopos.com.

Sistem Politik Rawan Korupsi

KPK menyadari terdapat sistem politik yang berlaku saat ini berpotensi membuka celah bagi kepala daerah untuk melakukan praktek korupsi, termasuk jual beli jabatan ini.

Mengingat akan besarnya biaya yang cukup tinggi dalam pendanaan pilkada, perlu adanya donatur atau promotor. Sebagai timbal balik dalam pelaksanaan pilkada ini, setelah terpilih, umumnya akan memberikan banyak kemudahan kepada donatur atau promotor itu sendiri. Di sinilah, sebut Bahtiar, titik rawan korupsi terjadi.

“Sejak 2012 sampai 2021 setidaknya sudah ada delapan kepala daerah di Jawa tengah(JATENG) kena sama pihak KPK. Semoga Jateng bisa stop di angka delapan. Saya tegaskan Lagi bahwa pada setiap area intervensi atau perbaikan dalam program Monitoring Centre for Prevention itu ada tujuannya sendiri. Untuk itu, kami harap implementasinya selaras dengan skor capaian,” lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun