Meskipun FIFA tidak menjatuhkan sanksi terhadap PSSI akibat tragedi Kanjuruhan yang beberapa Minggu lalu, bukan berarti PSSI dapat bernafas lega.
Justru saat ini PSSI harus sesegera mungkin melakukan evaluasi terhadap persepakbolaan terkait peraturan tata tertib penonton dan sistem pengamanan huru-hara di dalam stadion.
Sebelum melanjutkan pertandingan liga domestik, pihak penyelenggara liga dan PSSI harus secepatnya melakukan aturan baru terkait tata tertib suporter di dalam stadion dan memaparkan teknis penanganan keamanan untuk mencegah kerusuhan.
Tujuannya adalah untuk memberikan rasa nyaman bagi penonton maupun pendukung kedua tim, karena sejauh ini masih ada rasa takut masyarakat untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung.
1. Mekanisme pengamanan
Kunci keberhasilan suatu acara atau pertandingan adalah keamanan, jika terjadi keteledoran maka yang akan terjadi adalah kerusuhan.
PSSI harus mencetuskan larangan penggunaan gas air mata di bangku tribun penonton, dalam artian pihak pengamanan tidak diperbolehkan menembakkan gas air mata ke arah bangku penonton meskipun sedang kacau.
Water Cannon sepertinya lebih efektif untuk membubarkan kerumunan, meskipun ada rasa sakit setidaknya tidak akan menganggu mata, hidung dan sistem pernafasan dengan begitu lama.
Pihak keamanan juga harus dibekali mental baja agar tidak mudah terprovokasi hingga melakukan kekerasan dalam penghadangan massa, meskipun demikian saya sangat yakin bila tidak akan ada lagi kejadian seperti tragedi Kanjuruhan.
2. Perlunya ada penjaga pintu stadion yang stanby
Meskipun dirasa tidak penting, namun bila berkaca dari tragedi Kanjuruhan. PSSI harus mewajibkan setiap stadion harus memiliki penjaga pintu yang stanby, tujuannya adalah agar mempermudah akses keluar dari stadion jika ada konflik maupun bencana alam.
Perlunya rambu-rambu seperti jalur evakuasi atau jalur keluar, tujuannya untuk mempermudah penonton mencari jalan keluar dari stadion tanpa perlu bingung saat panik.
Penjaga pintu ini sepertinya akan sangat berperan penting saat terjadi insiden, karena ia juga akan bertugas menertibkan para penonton meninggalkan lapangan tanpa harus saling desak-desakan.
3. Pembinaan para suporterÂ
Pembinaan para suporter juga sangat berperan penting dalam menghindari pertikaian di lapangan, karena sebagian besar provokasi dilakukan oleh oknum pendukung tim.
Pihak PSSI harus bersinergi dengan keamanan untuk merangkul para petinggi suporter agar mereka dapat mengkondisikan rekannya di dalam stadion.
Hal yang ditakutkan adalah para penyusup yang sengaja memicu keributan di dalam stadion, ketiga unsur ini harus benar-benar jeli memperhatikan para penyusup.
4. PSSI perlu melakukan survei ke markas setiap klub yang menjadi tuan rumah pertandingan
Tujuannya adalah memastikan penjualan tiket tidak melampaui batas kapasitas stadion.
Melakukan survei lapangan dan melakukan simulasi huru-hara jika pertandingan tersebut dianggap mempertemukan dua klub panas, dalam artian kedua pendukung divonis tidak memiliki hubungan harmonis dalam hal dukung-mendukung.