Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kanjuruhan, Saatnya Supporter Indonesia Rangkul Sportivitas dan Jauhi Anarkis

4 Oktober 2022   21:25 Diperbarui: 4 Oktober 2022   21:27 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lapangan Kanjuruhan saat terjadi kerusuhan| (foto: bola.kompas)

Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan dunia karena telah menelan sebanyak 131 korban jiwa, akibat imbas kerusuhan antar supporter kedua tim yang berujung dengan penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian yang berjaga di dalam stadion untuk membubarkan massa.

Laga tuan rumah Arema Malang kontra Persebaya ini akan dicatat dunia sebagai salah satu laga yang paling mengerikan dalam dunia sepakbola.

Dalam pertandingan ini, Persebaya berhasil membungkam Arema dengan skor 2-1, sehingga memicu kemarahan para pendukung Aremania karena tim kesayangannya kalah dikandang sendiri.

Bukan rahasia umum lagi, bila supporter Indonesia rata-rata sangat fanatik dan kerap melakukan kerusuhan bila tim kesayangannya kalah.

Disamping itu, para pendukung Arema dan Persebaya ini memiliki sentimen sejak dulu dan kerap melakukan kerusuhan. Hal inilah yang membuat laga kedua tim ini harus dijaga ketat oleh pihak berwajib.

Seandainya tidak ada aksi turun ke lapangan ketika pertandingan usai, tentunya insiden mengerikan ini tidak akan pernah terjadi.

Waktu tidak akan bisa di ulang kembali, namun masa depan bisa diubah. Marilah kita bersama-sama mengubah pola pikir kita dalam hal dunia olahraga.

Terutama pada para pendukung fanatik klub sepakbola masing-masing, belajarlah dari tragedi Kanjuruhan yang memilukan ini. Saatnya menanamkan nilai-nilai solidaritas dan sportivitas pada setiap diri masing-masing pendukung.

Mari kita tiru pendukung sepakbola diluar negeri seperti Inggris, Italia, Spanyol atau Jepang maupun Korea. Meskipun tim kesayangan mereka kalah mereka tetap menanamkan sikap sportivitas dan solidaritas. 

Karena dalam dunia sepakbola hanya ada tiga pilihan, kalah, imbang dan menang. Kalah bukan akhir segalanya, karena musim depan masih ada dan begitu seterusnya. Jadi, tidak ada tim yang abadi, seiring waktu roda akan berputar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun