Kekalahan Indonesia di laga persahabatan dengan Afganistan ini dikarenakan hilangnya ritme permainan. Jika melihat cara main Indonesia dilapangan sebenarnya sudah sangat memuaska, dimana Indonesia mampu meredam beberapa kali serangan Afganistan.
Mungkin kekalahan ini disebabkan pergantian lini belakang yang dilakukan pelatih Shin Tae-yong yang mengakibatkan ritme permainan timnas Garuda mulai hilang chemistry-nya.
Jadi, menurut saya kekalahan ini hanya di salah pergantian pemain saja, dari awal babak hingga menit ke-70 sebenarnya pertahanan Indonesia cukup solid.
Pergantian gelandang Eggi Maulana Vikri dan Evan Dimas adalah kesalahan menurut saya, setelah keluarnya kedua pilar Indonesia ini membuat pelatih Afganistan "Dastgir" tersenyum lebar karena boomber dari timnas Indonesia sudah di istirahatkan.
Ditambah lagi pergantian Elkan Baggott yang membuat pertahanan Indonesia melemah sedikit. Dengan pergantian beberapa pilar Garuda ini ternyata dimanfaatkan baik oleh Afganistan.
Dimana hal tersebut kemudian dimanfaatkan pelatih Afganistan untuk melakukan pergantian kedua beknya  dan memasukkan dua amunisi lini depan yang baru, tujuannya adalah agar daya gempur tim asuhan Dastgir semakin ampuh.
Pada menit ke-77 Dastgir langsung menarik beknya yang bernomor punggung 5 (Najem) dan menggantinya dengan gelandang bernomor punggung 14 (Kouhyar). Setelah itu ia juga mengganti Haidary yang berposisi sebagai bek sayap dan menggantinya dengan penyerang Omid Popalzay.
Dan pergantian yang dilakukan pelatih Afganistan terbukti efektif dimana pemain pengganti Omid Popalzay berhasil merobek gawang Indonesia yang dijaga oleh  Riyandi pada menit ke-85.
Kekalahan ini membuat pelatih Shin Tae-yong tidak puas dengan hasil kerja tim Indonesia setelah tumbang 0-1 dari Afghanistan dalam pertandingan persahabatan yang di gelar pada 16 November di Gloria Sports Arena, Turki.
Meskipun hanya pertandingan persahabatan, pelatih Shin Tae-yong mengaku sudah meluncurkan skuat utama yang bertujuan meraih kemenangan untuk memperbaiki posisi Indonesia di peringkat FIFA.Â
Yang menarik dalam starting lineup Shin Tae-yong ini adalah debut perdana pemain naturalisasi asal Inggris, Elkan Baggott, ia ditempatkan di lini tengah pertahanan dan dipasangkan dengan Fachruddin Aryanto, dan dua bek sayap lainnya Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.
Lini tengah Indonesia juga diakui pelatih Afganistan, yang mana di isi oleh Evan Dimas, Witan Sulaeman, Egy Maulana dan Kambuaya. Dimana para pemain gelandang Indonesia tersebut mampu mengimbangi permainan Afganistan.
Penampilan tim Indonesia tidaklah mengecewakan seperti yang dikatakan orang-orang, hanya saja sang pelatih Shin Tae-yong terlalu terburu-buru melakukan pergantian.
Mungkin hal ini disebabkan karena Shin Tae-yong takut para pemain kecapean atau takut cedera dikarenakan piala AFF 2020 sudah di depan mata. Yang rencananya digelar bulan Desember 2021.
Shin juga mengungkapkan jika peforma Evan Dimas dan para pemain lainnya masih memiliki banyak kekurangan, teknik menggiring bola atau passing yang masih sering salah sasaran atau melenceng.
Shin Tae yong juga kecewa karena taktik yang sudah direncanakan tidak dijalankan seperti apa yang saya inginkan, dan stamina para pemain juga cepat turun.
Kondisi para pemain pun saya lihat juga tidak terlalu bagus, ungkap pelatih Shin Tae-yong dalam pernyataannya, dikutip dari pssi.org (17/11).
Shin Tae-yong menekankan kepada para tim Indonesia, jika mereka harus secepatnya memperbaiki fisik dan cara bermain sebelum piala AFF 2020 bergulir.
Â
