Mohon tunggu...
Lamboroada
Lamboroada Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari kebenaran dibalik pembenaran

Mahasiswa bodoh pecinta literasi, pembelajar sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Generasi Milenial Harus Peka, Jangan Biarkan Bahasa Daerahmu Punah

5 Mei 2019   13:04 Diperbarui: 9 Mei 2019   04:08 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan yang di miliki oleh Bangsa Indonesia bahasa daerah adalah ciri khas dari satu golongan (Suku) yang dijadikan sebagai sarana untuk melakukan interaksi sesama manusia. Salah satu warisan berharga oleh pendahulu atau sebut saja nenek moyang dari suatu suku adalah bahasa daerah, sebuah alat komunikasi yang sudah sejak lama dipakai secara turun temurun. Maka akan sangat penting untuk menjaga dan merawat sarana komunikasi ini agar dia tetap tumbuh dan bertahan sampai kapan pun.

Saat ini, karena beberapa pengaruh atau faktor lain, sudah ada beberapa bahasa daerah yang sudah punah. Tentu ini harus menjadi perhatian bagi golongan pemilik bahasa daerah tersebut. Karena jika tidak mendapatkan perhatian maka angkanya akan terus bertambah, bahkan bisa seluruhnya terancam punah.

Sepanjang tahun 2011-2017, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan Bahasa melakukan pengujian vitalitas atau daya tahan terhadap 71 bahasa daerah di seluruh Tanah Air dan dalam pengujian tersebut hanya 19 bahasa daerah dinyatakan berstatus aman, sisanya sangat memprihatinkan.

Dalam pengujian yang di lakukan oleh Badan Pengembangan Bahasa tersebut memastikan ada 11 bahasa yang sudah punah, 4 bahasa kritis, 19 bahasaa terancam punah dan 2 bahasa mengalami kemunduran, serta ada 16  bahasa berada dalam kondisi rentan. Bahasa daerah yang punah itu rata-rata dari Indonesia bagian timur, Seperti Maluku, Maluku Utara dan Papua.

Secara keseluruhan, di Indonesia ada 652 bahasa daerah yang dapat di dokumentasikan dan baru 71 bahasa daerah yang akhirnya bisa di uji ketahanannya. (Kompas. Rabu, 21 Februari 2018)

Pematang Sawah
Pematang Sawah

Melihat keadaan bahasa daerah dari 2011 hingga 2017 tentu perlu sebuah perhatian untuk menjaga dan merawatnya dari masyarakat mulai dari orangtua dan pemuda, generasi yang saat ini sering disebut dengan generasi Milenial harus bisa menjaga warisan itu. Apalagi saat ini sudah memasuki tahun 2019 bisa saja angka kepunahan sudah bertambah dari tahun 2017. Selain itu negara juga harus ikut memperhatikan sesuai amanat UUD 1945 pada pasal 32. Sehingga tidak lagi terjadi kepunahan terhadap bahasa daerah kedepan.

Untuk menjaga bahasa daerah dan merawat dengan baik, hal penting yang sangat perlu di ketahui dan di pelajari adalah penyebab dari kepunahan tersebut. Apa pengaruh paling mendasar yang menyebabkan bahasa daerah tersebut punah? kenapa faktor tersebut bisa membuat bahasa daerah punah? dan beberapa pertanyaan-pertanyaan lain yang harus di jawab dengan mempelajarinya terlebih dahulu.

Karena segala sesuatu tidak akan terjadi jika tidak ada penyebabnya, seperti Tuhan menciptakan bumi pasti memiliki alasan dan seperti pepatah kuno mengatakan "Tidak akan ada asap jika tak ada api" seperti itu pula yang terjadi dalam bahasa daerah, pasti tidak mungkin bisa punah jika tidak ada penyebab.

Beberapa faktor utama yang menjadi penyebab adalah menyusutnya jumlah penuturan bahasa daerah di masyarakat hal ini bisa saja di pengaruhi pada suatu daerah terdapat pendatang berbeda etnis yang lebih mengutamakan menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari khususnya dengan masyarakat asli di daerah tersebut (Pribumi). Sehingga, penduduk asli secara tidak langsung menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi ketimbang bahasa daerah asli.

Selanjutnya, masyarakat menganggap bahasa daerah tidak lagi sebuah alat komunikasi yang bergengsi. Dalam hal ini, lebih sering di temukan adalah pemuda yang merasa bahwa bahasa daerah itu bukan lagi sebuah bahasa yang harus di pakai, dan lebih memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris dengan alasan untuk terlihat lebih keren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun