Mohon tunggu...
Lalu Aziz AlAzhari
Lalu Aziz AlAzhari Mohon Tunggu... Penulis - Orang Dalam

Dalam hal apapun kita semua masih dalam proses pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Berpikir dengan Cerdas di Tengah Pandemi Covid-19

27 Maret 2020   12:22 Diperbarui: 27 Maret 2020   12:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : nu.or.i

Pandemi sars cov 2 sudah mulai merebah ke provinsi dan daerah daerah terpencil di indonesia. Seiring dengan merebahnya pandemi tersebut begitu juga dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang penuh danegan pro dan kontra. Salah satu kebijakan pemerintah yang menjadi perbincangan di dunia maya adalah masyarakat dilarang untuk melaksanakan sholat jumat dan sholat fardu di masjid untuk sementara waktu dengan gantinya masyarakat menjalankan peridabadatan dirumah masing-masing, namun banyak masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah, padahal yang dilakukan pemerintah adalah untuk kebaikan masyarakat itu sendiri. 

Salah satu akun ditwitter, nge tweet sperti ini "Baru kali ini kita dilarang sholat jum'at. Apakah bertanda suatu hal yang akan terjadi?, biarpun sholat saya masih begitu saja, tetapi saya sangat menyayangkan kenapa harus masjid yang ditutup, kenapa bukan pasar, mini market, aneh bukan" krang lebihnya seperti itu.

Mari kita berpikir dengan cerdas antara pasar dengan masjid kenapa masjid ditutup untuk sementara waktu dikarenakan semua orang pasti akan ke masjid untuk menjalankan sholat jum'at dan tidak semua orang pergi kepasar untuk berbelanja. Dan untuk menjalankannya kita telah dipermudah oleh agama kita masing-masing, jika mudaratnya lebih banyak apa salahnya kita menjalankan ibadah dirumah masing-msing demi kebaikan kita bersama.  Jika Pasar ditutup bayangkan saja msayarakat mendapatkan kebutuhan sembakaunya darimana?, iya kalau masyarakat pertanian mungkin tak perlu kepasar untuk melengkapi kebutuhan hidupnya, tapi bayangkan jika itu terjadi pada mereka yang tinggal dikota ?, apakah bisa mereka menyambung hidupnya ?, sehari dua hari, seminggu mungkin masih bisa.

Adz-Zahabi menceritakan, "Dahulu terjadi musim paceklik besar-besaran di mesir dan andalus, dan kemudian terjadi juga paceklik dan wabah di Qordoba sehingga masjid-masjid di tutup dan tidak ada orang yang sholat", dan kebijaksanaan tidak sholat berjamaah dan sholat jumat, dikembalikan lagi kedaerah masing-masing karena setiap berbeda-beda keadaanya. Sesuai arahan ulil amri, para ulama dan ahli kesehatan setempat.

Jika pemerintah mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya khususnya didaerah perkotaan saya sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk menutup pasar-pasar, tetapi jika pemerintah tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya ketika pasar-pasar dittutup, rasanya ada jalan lain untuk tetap menseterilkan pasar dengan cara penyemprotan disinfektan secara berkala, dan melakukan pemeriksaan kepada masyarakat yang mengais kehidupan dari pasar. 

Dan harapan saya bagi semua masyarakat indonesia, patuhilah kebijakan pemerintah untuk saat-saat ini, karena mereka pasti ingin melakukan yang terbaik untuk indonesia tercinta, jika tidak mau membantu pemerintah dengan cara mematuhi kebijakan-kebijakannya, bantulah para petugas kesehatan kita dengan cara diam dirumah untuk sementara, karena mereka ingin pulang sesegara mugkin untuk bertemu dengan keluaraga tercinta. Tapi malah kita sebagai pasien yang ngeyel untuk keluar rumah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun