Malam  minggu memang malam yang pas untuk kaum muda mudi pergi  berkencan. Pada malam itu seorang remaja perempuan berjalan  mengendap-endap pada malam hari. Dengan tujuan bisa keluar  untuk menemui kekasihnya yang sudah  menunggu di depan gang komplek perumahannya. Perempuan itu bernama Dea.
Dea dengan terpaksa keluar tanpa memberitahu orang tuanya karena Dea takut tidak diizinkan pergi bersama kekasihnya. Dua tahun Dea menyembunyikan hubungan itu dari orang tuanya karena memang Dea sebenarnya tidak diperbolehkan untuk berpacaran mengingat Dea baru  SMA kelas 2.
Hal itu membuat Dea sulit untuk bertemu dengan sang kekasihnya dan dengan cara terpaksa pergi diam-diam.
"Sorry ya nunggu lama," kata Dea.
"Iya tidak papa, yaudah ayuk keburu ada satpam yang tau nanti diaduin lagi sama ayahmu," kata Galih kekasih Dea.
Kemudian Dea pun segera naik dijok belakang motor Galih untuk segera pergi dari komplek perumahan Dea dan pergi jalan-jalan berdua. Montor Galih terpakir rapi di parkiran sebuah kafe tempat favorite mereka untuk berkencan dan menghabiskan waktu bersama.
"Sampai kapan kita menyembunyikan hubungan kita dari orang tuamu?" tanya Galih sambil menyeruput minuman pesenannya.
"Sampai aku siap untuk bilang. Kamu tau sendirikan aku tidak boleh pacaran untuk saat ini. Toh kita juga masih SMA, pacaran diam-diam itu adalah hal yang biasa. Aku takutnya kalau kamu aku kenalin ke orang tua aku terus tiba-tiba kamu ninggalin aku, aku kan yang malu sendiri sama orang tuaku."ujar Dea.
"Ya sudah terserah kamu. Tapi kamu ingat satu hal, apapun yang terjadi aku nggak akan ninggalin kamu, understand?"ujar Galih
"Yes"jawab Dea sambil tersenyum
Setelah larut dalam obrolan, mereka  memutuskan untuk pulang karena malam mulai sangat larut. Galih menurunkan Dea ditempat dimana Galih menunggunya tadi. Tentu saja itu adalah keinginan Dea sendiri karena dalam hati Galih sebenarnya tidak tega melakukan hal seperti itu kepada Dea mengingat Dea adalah kekasihnya. Dengan terpaksa Galih pun menuruti kemauan kekasihnya itu.