Mohon tunggu...
Layla Herdhina
Layla Herdhina Mohon Tunggu... Administrasi - Never give up

Jangan takut menerima kegagalan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa yang Tak Terbalas

6 Desember 2019   11:10 Diperbarui: 6 Desember 2019   11:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari minggu pagi yang cerah, Clara baru saja terbangun dari tidurnya. Kebiasaan Clara setelah bangun tidur tidaklah langsung mandi ataupun sarapan melainkan mengotak-atik phonselnya sampai 1 jam. Entah itu menonton youtube, berselancar internet, atau menyetolker artis Indonesia. Saat sedang asyik bermain medsos tiba-tiba Clara mendapatkan pesan whatsapp dari sahabat kecilnya yaitu Daren. Daren memang sahabat Clara sejak masih di taman kanak-kanak sampai mereka SMA, persahabatan mereka masih terjaga. Disetiap ada Clara disitu pasti ada Daren begitupun sebaliknya.

Pesan whatsapp
Daren
Oi lagi ngapain lu?
Clara
Baru bangun. Kenapa sih?
Daren
Nggak papa sih. Hehe kangen aja.
Clara
Kangen dari hongkong, halahh pasti ada maunya. Udah ngomong aja nggak usah berbelit-belit.
Daren
Ihh neng Clara tau aja wkwk. Nanti
malam ikuat gua yuk
Clara
Kemana sih? Nggak ah gua lagi sibuk, tugas banyak
Daren
Ihh kok gitu sihh. Pokoke harus ikut titik.
Nggak ada penolakan. Oke
Clara
Dih maksa

Daren
Biarin. Nanti malam aku jemput.
Clara
Terserah.

Setelah obrolan singkat itu, Clara segera bangun dari tempat tidurnya untuk segera mandi dan sarapan sebelum mamanya teriak-teriak dari lantai bawah

Waktu berjalan begitu cepat, saat ini Clara sedang menunggu Daren di depan teras rumahnya. Saat sedang asyik tiba-tiba terdengar suara montor yang berhenti tepat di depan gerbang rumah Clara, tanpa dilihat orangnya pun Clara sangat tau suara montor itu, iya suara montor itu tidak lain dan tidak bukan adalah suara montor Daren. Clara segera bergegas menghampiri Daren agar segera pergi agar tidak kemalaman.

"kita mau kemana sih?"tanya Clara diboncengan belakang.

"ada pokoknya. Gua butuh bantuan lu,"jelas Daren.

Hal itu jelas membuat Clara semakin bingung. Mereka menempuh perjalanan 10 menit akhirnya sampai disebuah toko jam. Clara sempat berfikir apa Daren akan beli jam ya dan dia meminta bantuan Clara unutk memilihkannya. Clara pun hanya beransumsi akan hal itu.

"lu mau beli jam?"tanya Clara

"iya, hehe. Bantuin gua milih ya, pokoknya sesuai dengan selera lu deh. Kayak jam yang lu pakek sekarang juga nggak papa,"ujar Daren

"ha? Jam yang gua pakek kan jam cewek. Lu mau pakek jam kayak gua? Aneh banget,"ujar Clara

"bukan buat gua, tapi buat cewek yang gua suka,"papar Daren

Saat mendengar penjelasan itu, hati Clara bagai tertusuk duri. Mereka memang sahabat, tapi sebenarnya Clara sudah menyimpan perasaan lebih kepada Daren sejak SMP. Namun, Clara tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya karena alasan pertama dia adalah seorang perempuan jadi Clara gengsi untuk mengutarakannya duluan, alasan kedua Clara tidak mau merusak persahabatan yang sudah terjalin lama hanya karena cinta. Jadi, Clara memilih diam dan menyimpan perasaan itu sendiri.

"heh,, malah ngelamun. Bantuin gua dong milihin jam tangan. Selera lu kan bagus,"cecar Daren.

"eh iya sorry. Kenapa nggak lu sendiri aja sih yang milih,"ucap Clara

"selera gua nggak begitu bagus. Gua nggak mau buat dia kecewa,"jelas Daren

Tentu saja hal ini sangat sulit bagi Clara. Clara berusaha mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh pada saat itu juga, karena Clara tidak mau Daren mengetahui perasaan Clara yang sebenarnya. Setelah lama berdebat, Clara memilih jam untuk Daren yang akan diberikan kedapa perempuan yang dia sukai yaitu jam tangan pastel yang simple tapi elegan itu sangat cocok bila di pakai oleh perempuan. Daren pun segera membeli jam tersebut.

Setelah itu, Clara meminta Daren untuk segera mengantarnya pulang karena sudah malam, namun alasan Clara tidak hanya itu melainkan Clara sudah ditahan lagi dengan semua ini, Clara ingin menumpahkan semua air mata di kamarnya.

"makasih ya, pilihan lu emang nggak pernah mengecewakan. Gini baru sahabat gua,"ucap Daren

Clara hanya tersenyum dan segera pamit untuk masuk ke rumahnya karena air mata Clara sudah tidak dapat terbendung lagi. Sampai di kamarnya, Clara menangis sejadi-jadinya, mengapa harus dia yang megalami masa pahit ini? Kenapa cinta pertamanya harus sahabatnya sendiri? Clara tidak mengerti kenapa harus terjadi pada dirinya. Clara berusaha untuk menrima semua ini, memang untuk saat ini cinta Clara tidak terbalaskan, tapi mungkin suatu saat nanti ada sebuah keajaiban yang berpihak kepada Clara.

Di lain tempat seorang laki-laki duduk ditaman sendirian. Dia sedang memikirkan tindakannya kepada seorang gadis. Sudah benarkah tindakannya tadi? Kenapa dia tidak terlihat cemburu? Saat memikirkan hal itu laki-laki tersebut tersenyum miris karena dia tau, dia hanya dianggap sebatas sahabat. Ya. Laki-laki itu adalah Daren. Dia sedang merasa dilema atas perilaku bodohnya tadi.

"maafin gua ra. Gua memang bukan cowok gentle, gua nggak berani ngungkapin perasaan gua sendiri ke lu. Sebenarnya jam tangan ini bukan untuk siapa-siapa, melainkan buat lu sendiri. Tapi, apa mungkin lu akan nerimanya? Maafin gua karena gua mempunyai perasaan yang lebih kepada lu. Apakah lu juga mencintai gua? Atau hanya gua yang mencintai lu? Mungkin saat ini cinta gua tak terbalaskan, tapi gua janji suatu saat nanti gua akan mengambil cinta gua dari lu," jelas Daren

--tamat--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun