Sejuta peristiwa selaksa agenda terjadi di sekolah. Aktifitas berpikir dan berusaha terjadi dalam diri siswa secara simultan dan terus menerus. Proses ini merupakan satu kesatuan yang padu. Yang dapat melahirkan satu produk atau hasil yang baik jika didorong dengan koordinasi yang baik antara keduanya. Itulah buah pikiran atau konsep. Berpikir dan berusaha laksana sebuah mata uang yang mempunyai dua sisi yang menyatu. Jika hilang satu sisi maka dia tidak akan bermakna dan tidak dihargai.
Proses berpikir akan melatih siswa untuk berkelana menemukan hikmah di setiap kejadian dalam kehidupannya. Hal ini juga sangat bermanfaat bagi siswa dalam melatih otaknya dalam melakukan dinamika berpikir yang baik dan logis. Baik melakukan analisis sederhana atau ekplorasi terhadap satu masalah. Pembiasaan ini diharapkan dapat membuat siswa terbiasa dengan kegiatan berpikir yang baik dan benar.
Proses berusaha merupakan wujud tehnis atau aplikasi dari sesuatu yang sudah direncanakan dengan matang. Dalam tataran implementasinya siswa akan dihadapkan pada berbagai halangan dan rintangan. Kedua hal ini akan melatih mental mereka sehingga mereka menjadi kuat dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar lagi, karena dalam kehidupan yang nyata mereka akan selalu bersentuhan dengan bervariasi masalah. Sekolah sebagai miniatur dari kehidupan ini menjadi wahana bagi proses pendewasaan siswa. Ini menjadi salah satu fungsi penting sekolah disamping fungsi – fungsi social lainnya.disamping itu, hal ini juga menjadi sebuah tantangan bagi lembaga ini untuk memaksimalkan fungsinya. Jangan sampai program yang ada di seklah menjadi kontr produktif bagi perkembangan psikologi social siswa.
Halangan dan rintangan merupakan bumbu dalam kehidupan. Siswa sebagai manusia social akan selalu menemui kedua hal tersebut. Setiap anak mempunyai reaksi yang berbeda dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapinya, baik dalam kelompok atau personalnya. Setiap keputusan yang mereka ambil dalam mengatasi masalahnya akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada psiko-sosial mereka.
Disini mereka membutuhkan satu kecerdasan dan untungnya kecerdasan ini dapat dilatih dan ditanamkan dalam diri siswa. Kita ketahui bersama bahwa kecerdasan yang mempengaruhi kesuksesan belajar seorang anak tidak hanya factor IQ, EQ dan SQ. Paul G Stolt, Phd dalam bukunya Adversity Quotient, menuliskan bahwa untuk mendukung kesuksesan sesorang dalam menyikapi kehidupan ini memerlukan satu kecerdasan lagi, yaitu Adversity Quotient (AQ); Mengubah Rintangan Menjadi Peluang.
AQ merupakan kerangka berpikir baru untuk memahami dan memperbaiki semua fase keberhasilan. Ini adalah ukuran bagaimana seseorang merespon suatu kesulitan. Kecerdasan ini sangat diperlukan oleh seorang siswa, karena mereka akan selalu bertemu dan dihadapkan pada berbagai masalah dalam proses belajarnya, baik di sekolah atau lingkungan masyarakat. Dengan bekal AQ yang baik dan kebiasaan berpikir dan berusaha yang benar, maka siswa akan melejit menjadi seorang The Climber yang ulung. Orang yang sepanjang hidupnya akan selalu mersa terangsang dan tertantang untuk mendaki puncak yang lebih tinggi.
Problem solving sebagai salah satu strategy yang cukup efektif untuk melatih kecerdasan ini. Siswa akan diperkenalkan dengan masalah yang sederhana terlebih dahulu sehingga handicap yang dihadapinya tidak besar. Pembiasan – pembiasan penyelesaian masalah walaupun sederhana akan membuat mental mereka kuat dan siap menghadapi masalah yang lebnih kompleks. Disini, ,merelka akan terlatih mentalnya. Mereka bisa menjadi manusia yang memiliki mental baja urat kawat balung wesi. Kekuatan itulah yang akan mengantarkan mereka mejadi seorang yang sukse dalam kehidupan ini.
Kita dapat melatih kecerdasan ini kepada siswa sejak dini agar mereka menjdai pribadi yang percaya diri dan tidak mudah menyerah. Agus Nggermanto menyarankan kepada kita beberapa hal yaitu Listened, Explored, Analized dan Do. Kita dapat mengingat 4 hal itu dalam satu kata yaitu LEAD.
Tip pertama adalah Listened (Mendengarkan).Mendengarkan disini mempunyai makna yang sangat luas sekali. Disini siswa akan dibimbing untuk mendengar hatinya berkata dan melihat setiap masalah dengan tenang. Sehingga mereka dapat menjelajahi seluk beluk penyebab munculnya masalah itu. Pada akhirnya mereka dapat menentukan apakah ada yang salah dengan dirinya. Inilah yang disebut Explored.
Pada waktu mereka sudah menemukan penyebab masalah itu. Bawalah siswa untuk belajar menganalisa persoalan yang dihadapinya lebih dalam lagi. Temukan factor – factor yang m,enyebabkan persoalan itu muncul. Settelah tahap Analized ini, siswa dibimbing untuk bisa merancang tindakan nyata dalam upaya mengantisipasi persoalan itu. Dengan melakukan keempat hal tadi semoga para siswa menjadi pribadi – pribadi yang kuat dan cekatan dalam hidupnya.