Mohon tunggu...
Sepudin Zuhri
Sepudin Zuhri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Entrepreneur, Kisah Inspiratif Merintis dan Membangun Usaha dari Nol

11 Agustus 2022   09:42 Diperbarui: 11 Agustus 2022   09:49 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Dia melakukan survei dan melihat potensi perbaikan trafo sangat besar. Saat itu belum ada workshop trafo di Indonesia sehingga WEP menjadi yang pertama di Indonesia dengan standard The International Electrotechnical Commission (IEC).

"Workshop kita lengkap, tes apa saja, kualitas diandalkan. Akhirnya saya desain sendiri, layout flow of work, karena ini berbeda dengan pabrik mass production, ini harus satu per satu diidentifikasi seperti merek, kapasitas, tipe, dan tahun pembuatan trafo, jenis kerusakan yang berbeda-beda, sehingga dipilih mesin-mesin yang universal bukan mass production," ujarnya.

WEP mendapatkan order perbaikan semua trafo di Sistem Distribusi Jawa yang mencapai 2.000 unit trafo distribusi. Untuk merespons peningkatan order itu, Tjahjadi pun resmi membuat anak usaha baru, yaitu PT Wismatata Eltrajaya (WEJ) pada 11 Juli 1987 di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi.

WEJ terus berkembang dan melayani perbaikan trafo distribusi milik PLN. Namun, kebijakan PLN berubah setelah adanya pergantian pimpinan pada 1992. Pimpinan baru PLN menyatakan bahwa tidak perlu memperbaiki trafo yang sudah rusak, tetapi diganti baru. 

Atas kebijakan itu, WEJ harus berhenti operasi pada 1992. Berbeda dengan PT WEP di Surabaya yang sudah menambah segmen pasar lain dengan memperbaiki trafo dari perusahaan swasta. WEJ berhenti selama 5 tahun, 1992 - 1997. 

Pada 1996 terjadi pergantian pimpinan PLN dan kembali melakukan perbaikan trafo yang rusak. "Oleh karena itu, saya hidupkan lagi WEJ pada 1996. Saya mulai membeli mesin-mesin baru, semua peralatan dan dijalankan lagi."

Kemudian pada 2003, Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN membenamkan 40% saham di WEJ dan sisanya 60% dimiliki Wisma Group.

 

PEMBENAHAN WEJ

Sejak berdiri pada 11 Juli 1987 hingga 2019, Tjahjadi tidak pernah duduk sebagai direktur utama di WEJ. "Akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke WEJ untuk membenahi kinerjanya secara menyeluruh. Terpaksa saya turun lagi menjadi direktur tunggal pada awal 2020 dan veto langsung di situ. Kinerja WEJ pada 2020 berbalik laba dari sebelumnya pada 2019 masih mengalami kerugian."

Tjahjadi memasang target omset WEJ pada 2021 naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. "Itu bukan sembarangan target, tetapi sudah terukur dengan data dan program. Data yang dimaksud adalah masalah kapasitas dan kapabilitas WEJ, sedangkan program adalah cara untuk mencapai target dan pengembangan kemampuan perusahaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun