Mohon tunggu...
Sepudin Zuhri
Sepudin Zuhri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Entrepreneur, Kisah Inspiratif Merintis dan Membangun Usaha dari Nol

11 Agustus 2022   09:42 Diperbarui: 11 Agustus 2022   09:49 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

 

PERJALANAN WEJ

Berangkat dari bidang kontraktor elektrik, PT Wisma Sarana Teknik melebarkan sayap ke bidang pemeliharaan (maintenance) trafo pada 1980. Pada saat itu, produsen trafo asal Prancis Unelec bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dengan mendirikan perusahaan patungan (joitn venture/JV), yaitu PT Unelec Indonesia (Unindo).  

Unindo mendistrbusikan trafo langsung ke PLN, karena selain badan usaha milik negara (BUMN), PLN juga memiliki saham di perusahaan itu. Kemudian, permintaan trafo dari perusahaan swasta juga terus bertumbuh.

Berdasarkan undang-undang penanaman modal asing (PMA), Unindo sebagai PMA harus menujuk perusahaan lokal sebagai distributor untuk mendistribusikan trafonya ke pelanggan swasta. Unindo pun menggelar pemilihan calon distributor.

Pada saat itu, PT Wisma Sarana Teknik merupakan salah satu customer terbesar Unindo. Akhirnya, perusahaan milik Tjahjadi terpilih sebagai distributor tunggal Unindo mulai 1980 setelah melalui proses penilaian (assessment). 

"Saya bisa mendistribusikan trafo Unindo dengan baik. Kemudian Unindo tidak mampu memenuhi semua permintaan, sehingga Wisma Sarana Teknik meminta izin Unindo untuk impor trafo langsung ke Unelec di Prancis untuk memenuhi permintaan sekaligus menjaga nama Unindo di pasar agar tetap menjadi leader pasar trafo domestik."

Setelah distribusi trafo berjalan lancar, mulai muncul diskusi tentang pemeliharaan trafo distribusi PLN jika terjadi gangguan. Apalagi Unindo didesain untuk produksi, bukan pemeliharaan trafo. 

"Akhirnya dia [Unindo] mendorong kami untuk membuat workshop pemeliharaan dan reparasi trafo. Saya pikir kita punya workshop bisa memberikan layanan purnajual [after sales service], sekaligus memperkuat pemasaran. Namun, saya menggarisbawahi kepada pimpinan Unindo bahwa saya siap mendirikan workshop dan berdiri sendiri serta harus profit centre, harus untung bukan beban [cost centre]."

Sebelum mendirikan workshop, Tjahjadi melalukan studi banding ke luar negeri, seperti Jepang, Taiwan, dan Prancis. Di Taiwan, dia menemui produsen trafo yang sebelumnya merupakan workshop perbaikan trafo.

Pada 1983, Tjahjadi mendirikan PT Wismatata Eltra Perkasa (WEP) di Surabaya. Dia pun membeli barang dan peralatan dari perusahaan Taiwan seperti oven, alat testing yang tidak terlalu peka, dan lainnya. Aalat testing yang peka dibeli dari Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun