Mohon tunggu...
Sepudin Zuhri
Sepudin Zuhri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rumah Sehat, Branding RSUD Jakarta, dan Anies Baswedan

8 Agustus 2022   20:48 Diperbarui: 10 Agustus 2022   06:43 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberitaan tentang topik branding (penjenamaan) 31 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jakarta menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta cukup menjadi perhatian besar baik di media massa (media mainstream) maupun media sosial sejak diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada Rabu (3 Agustus 2022).

Bahkan, hingga artikel ini ditulis, Senin (8 Agustus 2022), media masih cukup aktif memberitakannya, istilah teman-teman redaksi, follow up. Demikian juga di media sosial yang sempat menjadi trending di Twitter pada 4 Agustus 2022.

Dari sisi tonaliti (tone) atau sentimen pemberitaan sangat beragam, ada yang netral, mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta dalam melakukan branding rumah sehat, dan ada pula kelompok yang mengkritisi urgensi branding tersebut.

Dilihat dari narasumber (key opinion leader/KOL), influencer yang kritis atas langkah Pemprov DKI ini adalah anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI-P dan Fraksi PSI, termasuk Ketua DPRD DKI Jakarta yang berasal dari Partai Moncong Putih. 

Tidak heran, karena kedua fraksi tersebut bisa dibilang sebagai oposisi atas Gubernur DKI Jakarta. Jadi, hal yang wajar sikap dari F-PDIP dan F-PSI sebagai oposisi. Demikian juga untuk isu-isu lainnya, kedua fraksi tersebut hampir selalu berseberangan dengan Gubernur DKI Jakarta.

Lalu bagaimana KOL dari eksternal non-politisi. Ternyata ada beberapa pengamat yang turut mengkritisi branding Rumah Sehat. Demikian juga terdapat beberapa KOL eksternal yang pro dengan langkah Gubernur DKI Jakarta.

KOL yang bisa dikatakan level atas dalam isu ini, adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menkes menyampaikan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta soal branding Rumah Sehat. Dan Menkes tidak mempersoalkannya, karena nama yang dipakai tetap RSUD. Sementara itu, Rumah Sehat untuk Jakarta hanya sebagai branding termasuk perubahan logonya.

Kendati pada saat peluncuran branding Rumah Sehat, sebagian besar publik masih bingung, apakah RSUD di Jakarta diganti menjadi Rumah Sehat? Karena saat itu kurang clear informasinya. Ternyata, nama RSUD tetap ada. Misalnya RSUD Tarakan, RSUD Pasar Minggu, ya masih tetap sama, hanya ada branding di depannya berupa Rumah Sehat untuk Jakarta beserta logo baru.

Jadi, tidak ada persoalan terkait dengan hal ini. Misalnya, di awal beberapa pihak mengaitkan dengan berbagai regulasi terkait rumah sakit, seperti undang-undang dan peraturan turunannya. Padahal, nama RSUD tetap ada sehingga tidak menjadi persoalan. Apalagi jelas-jelas sudah diperkuat oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Promotif & Preventif

Pada saat peluncuran Rumah Sehat untuk Jakarta, Anies Baswedan menjelaskan bahwa tujuan penjenamaan Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang rumah sakit. Hal ini diharapkan masyarakat tidak hanya datang ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) saat dalam keadaan sakit saja, tapi juga dalam keadaan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun