Mohon tunggu...
Lala Sangkak Laranta
Lala Sangkak Laranta Mohon Tunggu... wiraswasta -

dalam...ada didalamnya lagi....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengintip Fajar...

19 Januari 2012   22:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

fajar datang masih dengan cara yang usang... seperti ketika malam mengejek pengais kata dengan sebutan pandir yang agung... walau masa telah melangkah jauh dari nyanyian burung yang mulai enggan temani embun... dan syair syair hanya menjadi bantal susahnya tidur... namun satu yang tiada berubah... hanya yang berjalan digelap malam yang tau indahnya pagi...

sebaris kata yang tertinggal pesonanya meminta jedah ntuk tengadah

meminta entah pada Sang Maha Pesona

bila ada masanya biarlah burung menangis karena teriris oleh senandung

bila ada temukan saat biarlah tangis lebih indah berbanding terbahak mereka

nikmatkan ditempat tak lezat

nikmatkan hingga batas tiada nikmat

senikmat sorga merindukan penghuninya

salam....

kesederhanaan kami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun