[caption caption="pemakaman hewan di Korea"][/caption]Beberapa waktu yang lalu Tante Kei kasih kabar kalau induk kucingnya tiba-tiba tak bisa bergerak lagi, gak tau sebabnya apa. Hanya tuh kucing beberapa hari gak mau makan dan terbaring saja. Si ante mewek-mewek karena kehilangan kucing kesayangannya. Ia pun mengabarkan kalau si empus mau dimakamin di tempat pemakaman kucing. Heee gak salah denger nih? Pemakaman kucing? Sejak kapan kucing ada pemakamannya? Saya gak banyak tanya sama si tante lah ia lagi berduka. Kalau saya tanya macam-macam bisa-bisa bukan cuma mewek aja, tapi ngambek gak mau ngomong sama saya.
Berhubung ketika itu saya agak sibuk beres-beres rumah jadi cuma bilang turut berduka dan meminta maaf gak bisa datang ke pemakamannya. Malam baru bisa ke rumah, si tante pun memakluminya. Sepanjang hari itu beraktivitas benar-benar gak konsen pikiran saya melayang tentang si empus Tante yang sedang dimakamin. Sebenarnya saya masih belum tahu banyak tentang Korea karena walaupun ini merupakan negara suami, tapi kami lebih banyak merantau tinggal di negara orang. Kalaupun balik ke Korea cuma sebentar dan paling bertahan satu tahun dan pindah lagi, jadi saya kurang tahu perkembangan terkini dari negara ini. Termasuk pemakaman kucing. Walaupun pernah dengar tentang ini dulu, saya tidak benar-benar paham.
Malamnya kami datang ke rumah Tante. Si Tante matanya bengkak sepertinya ia benar kehilangan si empus. Sementara Kei asik main dengan empus yang lain, saya coba bicara dengan Tante Kei. Dari penuturannya biarpun ia kehilangan kucing kesayangannya, ia sudah cukup bahagia karena bisa menyaksikan pemakaman si empus yang sangat berkesan. Ia juga tak keberatan saat harus mengeluarkan uang yang lumayan banyak untuk biaya pemakamannya. Buatnya itu tak seberapa dibandingkan dengan si empus yang sudah buat hari-harinya selama ini terhibur. Dengan tingkah dan polah si empus yang menggemaskan, sudah bikin Si Tante bahagia.
Saya yang dengerin penuturannya cuma manggut-manggut aja. Dalam hati cuma mikir, "Nih Tante peduli banget sama kucing kesayangannya sampai ada acara pemakaman segala." Jadi inget waktu ngubur piaraan si Kei seekor burung yang imut, ketika itu masih tinggal di China. Gak ada pemakaman seperti si empusnya tante. Waktu itu cuma membungkus burung dengan kain putih (kain putih dari baju suami yang sudah tak terpakai) kemudian si burung dibawa ke tempat kerjaan suami dan ia pun meminta tolong anak buahnya untuk dibuatkan lubang di belakang pabrik. Baru setelah itu si burung yang tak bernyawa karena keteledoran saya yang lupa memasukkannya ke rumah di saat musim dingin dikubur di lubang tersebut.
Pemakaman si burung tak dihadiri si kecil Kei karena saat dikubur tuh anak sedang sekolah. Kei cuma berpesan sama papanya kalau minta burung piaraannya dikubur. Karena di China kami tinggal di apartemen yang emang gak punya lahan tanah, jadilah si burung di kubur di belakang pabrik tempat suami bekerja. Menurut penuturan suami saat penguburan si burung hanya disaksikan oleh suami dan beberapa anak buahnya. Saat itu anak buahnya sempet berkata, "Peduli amat burung aja sampai dikubur. Kalau saya, tinggal buang saja." Suami hanya berkata nih permintaan si kecil Kei, mereka pun tertawa. Mereka sudah kenal si kecil Kei. Jadi dipikir mereka lucu kali ya permintaannya. Nah loh pemakaman si burung Kei gak ada acara mewek-mewek seperti pemakaman kucing si tante.
[caption caption="pemakaman hewan di Korea"]
[caption caption="kucing yang dipakaikan baju pemakaman"]
Tapi anehnya walaupun mesti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, termasuk untuk merawat hewan, tetap saja semakin banyak orang Korea yang lebih memilih piara hewan piaraan untuk menemaninya hidup. Dan peluang bisnis pemakanan hewan ini juga semakin diminati. Saya cuma gak habis pikir saja demi kasih sayangnya kepada hewan piaraan mereka pun rela mengeluarkan uang yang jumlahnya tak sedikit hanya untuk memberikan yang terbaik untuk hewan kesayangannya, termasuk ketika tuh hewan sudah tak bernyawa. Bagaimana dengan sesama manusia, apakah juga mereka lebih peduli? Saya gak tahu pasti, karena masing-masing orang tak sama. Hanya seringnya di Korea saya selalu bertemu dengan orang-orang yang baik hati.
Di Korea juga jika kita ingin membuang sampah tak boleh sembarangan, termasuk jika kita ingin membuang bangkai hewan. Mungkin nih juga salah satu alasan mereka-mereka yang memiliki hewan piaraan tak bisa membuang bangkai hewan semaunya saja. Sementara jika ingin menguburnya sendiri juga gak bisa, kecuali tinggal di desa yang punya tanah. Hidup di perkotaan apalagi di Seoul yang kebanyakan tinggalnya di apartemen mana bisa ngubur hewan piaraannya sendiri hehe lah tanah aja gak punya, masa mau ngubur di pot bunga sih. Jadilah mau tak mau kubur hewan piaraannya memakai jasa pemakaman hewan yang kian menjamur di berbagai kota di Korea, termasuk di wilayah saya tinggal sekarang.
Jika penguburannya aja mengeluarkan biaya yang tak sedikit, belum lagi kebutuhan sehari-harinya apa masih mau ya piara hewan? Mending juga piara hewan di Indonesia yang kalau hewannya tak bernyawa bisa dibuang gitu aja atau kalau masih ada rasa kasihan ya dikubur di pekarangan rumah sendiri. Gak perlu repot-repot seperti di Korea yang mau buang bangkai hewan saja gak bisa sembarangan. Entahlan apakah ini demi kemanusiaan atau demi kasih sayangnya dengan hewan piaraannya ^_^
Salam Sya, 2016.03.14
Sumber Foto. imisem.naver.com