Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Tiongkok Pun Ada Kasus Vaksin Palsu

20 Juli 2016   10:29 Diperbarui: 20 Juli 2016   17:08 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gbr. www.voachinese.com

Gonjang-ganjing berita tentang vaksin palsu yang meresahkan masyarakat luas membuat banyak orangtua khawatir dan prihatin. Betapa jahatnya orang-orang yang mengetahui dengan pasti bahwa vaksin yang ia edarkan itu adalah palsu. Sekalipun ditengarai menurut beberapa berita bahwa vaksin palsu tersebut tidak memiliki efek apa pun pada anak yang telah disuntikkan, bahwa kandungan pada vaksin tersebut merupakan cairan infus dan gentacimin (antibiotik) dan dosis yang diberikan dalam satu kali penyuntikan adalah 0,5 cc.

Namun, hal itu tetap saja tak mungkin kita anggap enteng. Mengingat cairan tersebut masuk ke dalam tubuh anak-anak kita. Generasi muda penerus bangsa, yang notabane adalah harta sebuah bangsa. Mungkin sekarang kita tidak melihat efeknya pada diri si anak tapi seiring berjalannya waktu apa iya kita masih tetap yakin anak kita baik-baik saja? Jelas hal ini tidak bisa dimaafkan begitu saja, apalagi jika pelaku sampai mendapatakan hukuman yang ringan. 

Saya jadi ingat tentang kasus susu yang berbahan melamin di China. Saat itu pelaku dihukum mati di negeri tersebut. Keputusan pemerintah China memberikan hukuman mati kepada pelaku adalah karena anak-anak yang menjadi korbannya. Jadi, jelas apa pun tindakan yang dilakukan penjahat jika menyangkut anak-anak siap-siap saja hukuman mati menantinya. 

Bahkan kasus pelecehan seksual yang terjadi di China, seorang guru yang mencabuli anak muridnya pun dihukum mati. Bagaimana jika di China juga ditemukan vaksin palsu? Apa iya bakalan kena hukuman mati juga bagi pelakunya? Penyalahgunaan narkoba saja dihukum mati, apalagi ini menggunakan vaksin palsu untuk imunisasi? 

Berhubung anak-anak kami, saat masa menerima imunisasi tinggal di Tingkok, tepatnya di Provinsi Shandong, jadilah sebagian besar vaksin iminisasi yang ia terima dari negara tersebut. Dulu saat si kecil bayi imunisasi yang ia dapatkan adalah dari rumah sakit di mana ia dilahirkan, yaitu di Kota Qingdao, Provinsi Shandong. Dan setelah ia sekolah, imunisasi secara berkala dikoordinasi dari pihak sekolah dan rumah sakit yang ditunjuk oleh sekolahan. Jadi, saat itu anak-anak mendapatkan imunisasi yang lengkap ya di negeri Tiongkok. 

dok.pri
dok.pri
Beberapa waktu yang lalu saat berita tentang vaksin palsu merebak di Indonesia, mungkin saya boleh sedikit lega mengingat kemungkinan vaksin palsu tidaklah terkena anak saya. Namun, apa lacur ternyata saat membaca berbagai berita ternyata di Tiongkok pun peredaran vaksin palsu tak jauh beda dengan di Indonesia, bahkan lebih parah lagi. Dan yang lebih bikin khawatir lagi, yaitu pusat skandal vaksin palsu di Tiongkok adalah di provinsi di mana saya tinggal, yaitu Shandong, hanya beda kota saya di Kota Qingdao, sementara pusatnya di Kota Jinan.

Saat tinggal di Tiongkok, dalam pikiran saya inilah negeri jagonya membuat barang palsu karena apa pun bisa dipalsukan, termasuk daging tikus jadi daging ayam dan telur ayam pun bisa dibuat palsu menggunakan zat-zak kimia yang sungguh berbahaya jika masuk ke tubuh jika terus-menerus. Dan selama tinggal di Tiongkok, saya tak pernah berpikiran kalau mereka pun mau membuat vaksin untuk imunisasi palsu hikss nyatanya vaksin pun dibuat palsu. Sekarang, timbul keyakinan saya bahwa Tiongkok pantas dinobatkan sebagai negeri barang palsu bukan negeri tirai bambu? Karena tinggal di Tiongkok juga sudah sulit ditemukan bambu mengingat kebutuhan bambu di negeri ini yang super duper banyaknya untuk membuat sumpit jadilah pohon bambu hilang dari peredaran alias habis. Uppsst ngelantur deh bicaranya.

Kembali ke soal kasus vaksin palsu di Tiongkok. Kasus ini bermula saat polisi berhasil menangkap seorang ibu dan anak perempuannya yang membeli vaksin palsu dan menjual ke ratusan pedagang eceran pada Maret 2016. Disinyalir vaksin palsu tersebut dijual ke 18 provinsi dan kota-kota besar di Tiongkok. Menurut berita yang saya baca, vaksin palsu tersebut berasal dari 3 perusahaan obat yang terdapat di Propinsi Shandong, Kota Jinan dan dari penyelidikan sudah diamankan 37 pelaku. Duh miris banget, kok ya tega banget orang-orang yang berbuat seperti itu hanya ingin mendapatkan keuntungan semata tidak peduli dengan keselamatan konsumennya. 

Menurut berita yang beredar di Tiongkok, vaksin palsu tersebut diedarkan tidak melalui prosedur yang benar karena tidak dalam kondisi suhu sesuai standar internasional dan lagi hal itu bisa saja mengakibatkan vaksin tersebut terkontaminasi. Akibat jika disuntikkan pada anak-anak bisa saja mengalami kematian ataupun cacat pada anak. Benar saja, beberapa hari setelah polisi berhasil mengungkap vaksin palsu, seorang anak laki-laki setelah disuntik vaksin meninggal dunia. Pelaku mengklaim bahwa kematin bayi tersebut tidak ada hubungannya dengan vaksin palsu yang mereka edarkan. Hemm masih saja mau menyangkal?

sumber.gbr. chinaexaminer.baycoice.net
sumber.gbr. chinaexaminer.baycoice.net
Hal ini membuat para orangtua di Tiongkok semakin marah. Masyarakat di Tiongkok mendesak pemerintah untuk mengungkap kasus ini dan hukuman yang pantas untuk pelaku adalah hukuman mati. Peredaran vaksin palsu sudah ada sejak 2011. Berapa juta anak yang telah mendapatkan vaksin palsu? Jelas jumlahnya berjuta-juta. Mungkin saat ini tidak berdampak apa-apa pada anak-anak, tapi nanti apakah masih aman? (semoga anak-anak tetap terlindungi. amin).

Saya sendiri jelas merasa khawatir namun apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur tinggal sekarang bagaimana caranya tetap menjaga kesehatan anak-anak semoga terhindari dari berbagai macam penyakit. Bukan cuma saya yang khawatir tentang kesehatan dan peredaran vaksin palsu untuk anak-anak, tetapi jutaan masyarakat Tiongkok dan Indonesia pun demikian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun