Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Rumitnya Perawatan Pasca Melahirkan di Korea dan Tiongkok

28 Juni 2016   14:49 Diperbarui: 29 Juni 2016   18:18 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu menu di tempat perawatan, sumber gbr.kakaoTalk.com

Saat melahirkan si sulung saya memilih di Indonesia sementara untuk si kecil Kei saya gak sempat pulang dan dengan terpaksa melahirkan di Tiongkok. Kebetulan saat itu kami tinggal di Propinsi Shangdong, Kota Qingdao. Pengalaman melahirkan di negeri orang sungguh berbeda sekali dengan di Indonesia. Kebetulan saat itu saya melahirkan di Rumah Sakit Qingdao, penanganan yang sangat cepat tanpa ngantre dan ba bi bu be bo saya langsung dibawa ke ruang pemeriksaan mengunakan kursi roda padahal jalan saja saya sanggup lho! Setelah diperiksa dan dinyatakan 2 jam lagi akan melahirkan saya langsung dibawa ke ruangan bersalin.

Di ruangan bersalin saya perhatikan alatnya sangat lengkap sekali mulai dari USG dan lain-lain terlihat banyak banget alatnya dan saya gak tahu namanya satu-satu. Di sana sudah menunggu 5 orang perawat dan 3 dokter, semuanya wanita. Melihat orang banyak di ruangan tersebut bikin saya takut sendiri, pasalnya di Indonesia hanya ada satu dokter dan satu perawat yang menangani saya. Saya pikir "Oh ada apa ini? kok banyak banget perawatnya? Apa jangan-jangan ada sesuatu dengan kehamilan saya?"

Perawat dan dokter langsung memasang alat di perut saya. Setelah alat dipasang, detak jantung bayi dalam perut saya terdengar kencang. Mereka coba menerangkan nanti kalau kerasa mau melahirkan, keluarkan saja jangan takut-takut, mau teriak juga boleh. Karena saat itu saya baru setengah tahun tinggal di Tiongkok jadilah saya kesulitan memahami bahasa mereka. Namun ada dokter yang bisa Bahasa Inggris sedikit-sedikit, jadilah agak terbantu menjelaskannya walaupun dengan bahasa campur-campur. 

Kalau diingat-ingat saat saya melahirkan di rumah sakit itu terjadi heboh. Pasalnya baru ini ada orang Indonesia yang melahirkan di sana sementara suaminya orang Korea. Keduanya tak bisa Bahasa Tiongkok, sementara orang di rumah sakit juga gak banyak yang bisa Bahasa Inggris. Sampai-sampai kepala rumah sakitnya ikut melihat saya dan membantu proses melahirkan.

Bukan itu saja setelah melahirkan pun ada stasiun TV lokal yang mau meliput saya. Karena saya merasa bukan artis ngapain juga diliput ^_^ jadilah saya menolaknya dengan halus. Ditambah lagi suami tak suka kalau kami jadi tenar, wkwk. Mau nolak si sulung yang di uber-uber mau dijadiin model bintang iklan saja susahnya minta ampun, ntar kalau ditambah masuk TV jadi rame deh ^_^

Kembali ke soal melahirkan, saat melahirkan dan saya menyebut nama Allah. Dokter di sana berkata, "Oh begini ternyata kalau orang Indonesia teriak dan memaki saat melahirkan." Wkwkwk. Dalam hati saya geli sendiri duh mereka tak tahu kalau saya menyebut nama Allah ^_^. Selesai melahirkan saya tak diizinkan langsung pulang, tetapi 4 hari harus berada di rumah sakit tersebut. Perasaan dulu waktu ngelahirin si sulung saya bisa langsung pulang esok harinya.

Bayi dibawa ke ruangan kita, dengan tempat tidur sendiri. Setiap satu jam sekali saya di cek kesehatannya, mulai dari infusan sampai organ intimnya diperiksa dan diberi obat. Asli saya merasa risih setiap satu jam sekali dibersihkan oleh perawat. Dalam satu hari masing-masing dokter yang menangani saya akan datang lebih dari 3 kali. Saya bukan capek karena melahirkan, tapi capek dicek kesehatannya terus, wkwk

Sementara di kecil Kei setiap hari dimandiin oleh perawat dan hari pertama ia pun mandi berenang di kolam renang khusus bayi yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Si kecil Kei menerima perawatan imunisasi dari rumah sakit dan setelah 4 hari saya dan bayi boleh pulang asalkan si bayi dicek kesehatan mata dan pendengarannya dahulu. Jika cek penglihatan dan pendengarannya normal maka baru boleh pulang namun jika tidak maka pihak rumah sakit akan menangani lebih lanjut bayinya. Untuk yang ini saya setuju banget karena dengan begitu orang tua akan mengetahui lebih awal kondisi si bayi. Jangan sampai sudah pulang dan sudah berhari-hari baru ketahuan bahwa kondisi bayi tidak normal. 

ruangan senam dan kegiatan, sumber gbr. kakaoTalk
ruangan senam dan kegiatan, sumber gbr. kakaoTalk
4 Hari di rumah sakit buat saya sesuatu yang melelahkan karena saya jadi tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala. Hanya terbaring istirahat bersama di kecil Kei. Nah itu kalau di Tiongkok bagaimana jika di Korea? Emang sih saya belum pernah melahirkan anak di Korea tetapi seperti cerita saudara dan teman yang melahirkan anaknya di Korea saya jadi tahu bahwa di Korea ibu yang habis melahirkan benar-benar harus istirahat total untuk pemulihan kesehatannya. 

Ibu yang habis melahirkan tak boleh kerja berat apalagi angakat-angkat barang. Suami pun tak boleh menganggu meminta jatah, wkwk, karena sang istri wajib istirahat dalam pemulihan kesehatannya. Karena orang Korea yakin bahwa wanita yang habis melahirkan masih rentan dengan posisi tulang yang renggang, bahkan sendi-sendi urat masih longgar akibat perubahan tubuh paska melahirkan. Jadi setelah wanita melahirkan disarankan untuk beristirahat total dalam pemulihan kesehatannya.

ruangan pijat ibu melahirkan, sumber gbr.naver.com
ruangan pijat ibu melahirkan, sumber gbr.naver.com
Pemulihan ibu melahirkan di Korea disebut Mom Jo Ri, sementara tempat pemulihan ibu yang habis melahirkan disebut San Hu Jo Ri Won. Ada banyak tempat pemulihan kesehatan ibu pasca melahirkan tinggal pilih saja mau yang mana? Pemulihan ibu paska melahirkan ini memakan waktu 2 sampai 3 minggu setelah keluar dari rumah sakit, jadi saat itu sang ibu dan bayinya bisa beristirahat total di tempat perawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun