Penceramah Ustadz KH. Rofiq Azmuri, M.Pd.I.
Peresum : Lailiyati
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana seyogyanya muslim muslimah meningkatkan ketaqwaannya.
Jadi, mari menjadi taqwa sebagai wujud dari rasa syukur kita.
Dan kini telah sampailah kita pada hari besar agama yang kita cintai Dienul Islam. Pada hari Idul Fitri ini, diharapkan menyempurnakan perjuangan selama sebulan penuh berpuasa dengan bertakbir mulai tenggelam matahari sebagai akhir Ramadhan hingga 1 Syawal, saat imam selesai melaksanakan sholat Ied.
Itu artinya, jangan bersedih karena kita telah melakukan perjuangan dengan sebulan berpuasa.
Dengan selesai bersyam/puasa, artinya hari ini kita patut bahagia.
Begitu istimewanya Ramadhan. Sebelum Ramadhan tiba, kita diajarkan doa saat menunggu Ramadhan dengan doa, agar disampaikan usia di bulan Ramadhan. Bahkan apabila bergembira / farikhah ketika menjumpai bulan ramadhan maka dijanjikan balasannya surga. Sebulan penuh berjuang dengan berpuasa.
Maka, hari ini. Tidak ada hal yang patut dilakukan pada hari ini kecuali berhamdalah.
Hari-hari di bulan Ramadhan, kenapa kita merasa ringan dalam berpuasa, padahal seharian tidak makan dan minum, bahkan juga melakukan ibadah sunnah baik siang maupun malam. Itu karena setan-setan telah dibelenggu, dan musuh kita hanya satu yakni hawa nafsu kita.
Karena perjuangan tersebut kita terikut istimewa seperti istimewanya bulan Ramadhan, sehingga Allah memanggil dengan panggilan yang spesial kepada kita, yakni ; Ya Ayyuhal ladzina aamanu, bukan Ya ayyuhan naas.
Kita yang melakukan ketaatan di bulan Ramadhan ini, sama halnya, keadaannya dihadapan Allah sangat mulia, tidak kalah seperti ketika seorang pulang dari tempat suci/Makkah.
Namun, agar kemulyaan atau kebaikan tersebut tetap, maka harus berlanjut dilaksankan ba'da Ramadhan. Atau kontinu melakukan amal-amal tersebut.