Mohon tunggu...
lailiyati .
lailiyati . Mohon Tunggu... Guru - GURU

GURU

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak De Ja

19 September 2018   09:53 Diperbarui: 19 September 2018   10:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kanak perempuan itu berlari dengan hati dipenuhi kecemasan. Menutup pintu rumah, lalu mengintip keadaan di luar melalui kisi-kisi jendela. Ada yang menarik perhatiannya, dan itulah hal yang sedang melindas hatinya dengan kecemasan luar biasa. 

Jantungnya berdegup kencang saat seorang laki-laki setengah baya memanggil namanya dari luar, suaranya lembut dan ramah. Namun pemandangan menakutkan bagi kanak perempuan itu yakni bopeng bekas luka di wajah lelaki itu seakan menutup kelembutan suaranya bagi si kanak perempuan.

 Sebenarnya Ibunya telah menceritakan kepadanya, bahwa laki-laki itu adalah saudara dari Ibunya, 

"Kau bisa memanggilnya Pak De Ja, dia tidak jahat kamu jangan takut, bekas luka di wajahnya itu karena dia pernah sakit,"  kata Ibunya suatu malam. 

Namun, Kanak perempuan itu hanya bisa mendengarkan dan menghela nafas panjang dengan mata dan bibir yang membulat penuh ketegangan, sedikitpun penjelasan dari ibunya itu tidak meluruhkan rasa takut dalam hatinya.

Sudah beberapa kali, kanak perempuan itu mendapati lelaki setengah baya itu disekitar rumahnya. Dan telah beberapa kali pula ia melakukan hal yang sama yakni bersembunyi menghindar, karena hatinya yang takut tak terkira. Itu disebabkan lelaki setengah baya itu buruk rupa, ya... itu sangat memungkinkan bagi jiwa perempuan kanak-kanak bukan? 

Tapi, lain udang, lain pula belalang. Lain perasaan kanak perempuan itu, lain pula yang dirasakan lelaki setengah baya tersebut. Di kampungnya, ia menunjukkan foto kanak perempuan itu pada para tetangga atau siapa saja yang ditemuinya, sambil berkata, 

"Dia, si cantik ini adalah keponakanku"

"Ini namanya, dia cantik bukan"?

Sambil membalikkan foto yang disitu berderet beberapa huruf yang ditulis dengan sangat jelek sekali, itu adalah nama kanak perempuan yang dikaguminya, sedang tulisan itu adalah tulisan tangannya yang entah itu tulisannya yang keberapa dalam kehidupannya, tapi pastinya tidak lebih dari sejumlah jarinya yang kekar dan kasar, tulisan itu sangat buruk, seburuk wajahnya dalam pandangan si kanak perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun