Mohon tunggu...
Lailil Khusna
Lailil Khusna Mohon Tunggu... -

smart, wise, loyalty

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritikan Keadilan dan Utang Piutang Negara

5 Januari 2015   06:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengenai keadilan dan utang piutang negara yang begitu banyak masalah seharusnya pemerintah lebih tegas dalam mengambil tindakan untuk mengatasi segala hal mengenai keekonomian negara. Lebih tegas dalam menyikapi korupsi dan segala kebutuhan import dan eksport. Yang pertama saat menyikapi para koruptor mereka yang memakan banyak keuangan negara justru cara keadilannya tidak seimbang hanya karna uang mereka yang berlimpah, mereka difasilitasi lebih diruang tahanan dan hukumannya pun tak sebanding dengan apa yang mereka lakukan, sedangkan seorang nenek yang bisa dikatakan miskin ia hanya mencuri, sebuah singkong dan cara keadilannya pun tidak seenak koruptor yang jelas-jelas menimbulkan banyak kerugian untuk negara. Dengan hukuman penjara kurang lebih selama 2,5th atau denda 1 juta, hanya karena mencuri sebuah singkong sementara ia dalam keadaan sangat kelaparan, sedangkan ia harus menafkahi cucunya yang sedang sakit.

Dimana keadilan yang digembar gemborkan di UUD 1945 dan pancasila yang sebagai dasar negara ini. Keuangan negara habis hanya karena dikorupsi oleh orang-orang atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak tahu menahu kejelasannya. Seharusnya hukuman untuk para koruptor lebih berat, karena apa yang mereka lakukan sama saja menghancurkan negara secara perlahan hanya untuk keserakahan mereka. Tanpa mereka peduli keekonomian negara dan tugas mereka dalam bekerja didalam ke Negaraan. Bagaimana keadilan ini bisa berjalan dengan dengan baik sesuai yang tertulis pada dasar negara sila ke 5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sedangkan sebuah hukuman hanya tunduk dengan uang.

Rakyat-rakyat miskin tidak mendapatkan keadialan yang sama dengan apa yang seharusnya menjadi hak mereka, hanya karena uang mereka diperlakukan secara tidak adil dalam hukum. Apa gunanya ditegakkan keadilan di Negara ini jika tidak sedikitpun keadilan dilaksanakan. Keadilan hukuman yang sesuai pelanggaran yang dilakukan itu pun tidak diberlakukan bagi mereka yang mempunyai uang berlimpah, sekalipun untuk para koruptor.

Hukuman dan keadilan harusnya menjadi sesuatu hal yang dijalankan secara seimbang, dengan peraturan yang berlaku sesuai kesalahan atau pelanggaran yang telah dilakukan. Tidak memandang ia siapa entah rakyat miskin ataupun pejabat tinggi. Apapun dan bagaimanapun kesalahan dan hukumannya harus diberikan dengan adil dan bijaksana. Dengan ketegasan-ketegasan seperti itu setidaknya akan dapat mengurangi tindakan pencurian ataupun korupsi. Jika hukuman untuk para koruptor jauh lebih berat dari pada hukuman yang sekarang diberikan untuk para koruptor dimana fasilitas mewah dan hukuman tahanan yang tidak lama. Karena dengan hukuman yang masih sama saja seperti itu hanya akan membuat mereka menyepelekan sebuah hukuman dan tidak memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan sekalipun dampak untuk dirinya sendiri.

Untuk lebih tegas dan bijaklah dalam menangani kasus korupsi, seharusnya hukuman untuk para koruptor sangat lebih berat dari pada kasus-kasus lain kecuali pembunuhan. Bagaimana cara mengatasi koruptor agar tidak terjadi korupsi lagi dan lagi. Bagaimana cara membuat para koruptor itu jeli dan takut akan hukum.

Dan yang kedua pembahasan tentang utang piutang Negara. Pemerintah harus lebih cerdas dalam menyikapi sesuatu yang terjadi di dalam Negara. Masalah TKW atau TKI yang sering terjadi meninggal karena dianiaya oleh majikannya. Indonesia mempunyai banyak kekayaan yang berlimpah, dari pada kita memjual barang-barang mentah ke luar negeri dengan harga yang relatif murah lalu kita membelinya lagi saat sudah menjadi barang “jadi” katakanlah siap pakai dengan harga yang jauh lebih mahal dibanding saat menjual barang mentahnya, seharusnya keuangan negara yang digunakan untuk bantuan-bantuan dalam segala bentuk untuk masyarakat yang kurang mampu, karena daribantuan itu hanya akan membuat rakyat malas dan hanya mengharap bantuan-bantuan saja, dalam posisi mereka masih mampu berusaha untuk kehidupan mereka. Kecuali dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Seharusnya uang itu digunakan untuk membeli alat-alat yang bisa digunakan untuk mengelola kekayaan alam yang ada di Indonesia dan membuat sebuah usaha dan dari situ dapat membantu rakyat miskin untuk tidak bermalas-malasan, mendapat uang dengan kerja keras mereka sendiri tanpa menggantungkan bantuan dari pemerintah. Saya rasa iru akan lebih bermanfaat dan sedikit menambah pemasukan negara dan utang piutang negara pun dapat terbayarkan secara perlahan sesuai prosesnya.

Tidak mudah memang tapi setidaknya pemerintah dapat memikirkan dari hal itu. Membangun sebuah negara yang maju tanpa korupsi dan utang piutang dengan negara lain. Sebenarnya negara Indonesia saat ini sedang dijajah oleh rakyat Indonesia sendiri karena sikap dan sifat mereka yang serakah, tidak puas dan bangga akan negara sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun