Mohon tunggu...
Lailia Ambarani
Lailia Ambarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta

Hobi membacara dan nonton traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kentalnya Budaya Patriarki Menjadi Pemicu Utama Konflik Kesetaraan Gender

15 Januari 2023   19:00 Diperbarui: 15 Januari 2023   18:57 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini sering kali isu mengenai gender ramai diperbincangkan baik secara langsung maupun media sosial. Isu gender yang bisanya diangkat adalah tentang ketidaksetaraan gender atau gender gap. Isu mengenai gender sangat berpengaruh dalam masyarakat, karena menimbulkan permasalahan dari berbagai aspek sosial, politik maupun agama. Bahkan isu gender saat ini sudah masuk menjadi golongan isu internasional. 

Isu kesetaraan gender ini juga menjadi salah satu dari empat isu prioritas yang diangkat Woman 20 (W20) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Dalam pembahasan tersebut bertujuan untuk mendorong kesetaraan, keamanan, kesejahteraan dengan menghilangkan diskriminasi dan ketidaksetaraan yang menghambat partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi dan partisipasi politik.

Namun faktanya di dalam negeri, gender masih menjadi isu besar. Diskriminasi terhadap perempuan masih sering terjadi. Diskriminasi ini terlihat dari perilaku masyarakat yang sering menyalahkan perempuan sebagai korban kekerasan seksual. Bahkan, sikap itu juga ditunjukkan oleh pejabat negara.

Adanya isu gender ini juga terkait dengan kentalnya budaya patriarki yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat, dimana laki-laki diunggulkan dan diagungkan. Hal ini menyebabkan kedudukan perempuan tidak setara dengan laki-laki. Bisa kita rasakan dengan jelas ketika melakukan segala bentuk aktivitas dalam masyarakat, terutama dalam pemilihan penempatan jabatan, sehingga dianggap sebagai ketidakadilan sistem.

Budaya patriarki ini beranggapan bahwa laki-laki sebagai otoritas sentral utama dalam organisasi kemasyarakatan yang ada, baik dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat. Secara implisit maupun tidak langsung, budaya patriarki ini melembagakan pemerintahan dan keistimewaan bagi laki-laki serta menuntut subordinasi terhadap perempuan.

Adanya cara pandang dan tanggapan terhadap peran gender seperti ini mengakibatkan terciptanya pembatasan ruang gerak perempuan. Maka dari itu, isu gender ini penting untuk diluruskan oleh masyarakat dan negara. Karena, jika dilihat dari sudut pandang agama laki-laki dan permpuan memiliki derajat yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun