Mohon tunggu...
Laili AyuRamadhani
Laili AyuRamadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang masih dan terus belajar menulis

Penulis, Pengamat, dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kiat Pencegahan Stunting di Desa Bulungcangkring

28 November 2022   21:22 Diperbarui: 28 November 2022   21:34 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana stunting santer dibahas mutakhir ini. Informasi tentang stunting pun tengah wara-wiri di media massa. Pemerintah memang sedang menggalakkan pencegahan stunting di kalangan balita. 

Hal ini lantaran tunting membawa dampak serius terhadap tumbuh kembang anak, seperti memperlambat perkembangan otak, keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis (diabetes, hipertensi, hingga obesitas). Ada banyak kiat yang dilakukan untuk menekan angka stunting. Tiap daerah memiliki cara masing-masing. Salah satunya di Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Merunut data Balita Gizi Kurang November 2022 Desa Bulungcangkring, ada lima anak yang terindikasi stunting. Hal tersebut didasarkan dari hasil pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala tiap bulannya. Jika anak tidak memiliki hasil pengukuran yang ideal sesuai dengan usianya, ia akan terindikasi stunting. Melihat kondisi yang demikian, pihak desa tidak tinggal diam. Ada beberapa upaya guna menanggulangi kondisi gagal tumbuh ini.

Kiat utama yang dilakukan adalah pengadaan posyandu. Tak bisa memungkiri, posyandu digadang-gadang menjadi kunci utama pengentasan gagal tumbuh pada anak. Posyandu di desa ini sama halnya dengan posyandu pada umumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Tak hanya itu, posyandu juga melayani imunisasi untuk bayi. Posyandu di Desa Bulungcangkring sesekali mengadakan penyuluhan untuk ibu dan anak.

Salah satu penyuluhan yang mutakhir dilakukan adalah "Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi". Acara itu digelar pada 25 Oktober 2022 dengan menggandeng dr. Tarno dari Puskesmas Tanjungrejo. Penyuluhan menargetkan segenap kader posyandu, bidan, dan tokoh masyarakat setempat. Dengan begitu, diharapkan mereka bisa menyalurkan informasi tersebut kepada masyarakat luas, khususnya ibu di Desa Bulungcangkring. Total ada 25 orang yang mengikuti penyuluhan tersebut.

Materi yang disampaikan terkait P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penceghan Komplikasi). "Tujuannya untuk meningkatkan peran aktif keluarga dan masarakat dalam perencanaan persalinan yang aman," ucap dr. Tarno (25/10).

Selain posyandu, desa juga rutin melakukan program PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Harapannya, gizi anak bisa tercukupi dengan adanya program ini. "PMT diberikan ketika posyandu. Jadi, ya (pemberiannya) sebulan sekali," ucap Alfi---salah satu Bidan Bulungcangkring (28/11). Namun, untuk PMT tertentu diberikan di Puskesmas Tanjungrejo. Menurut Alfi, ibu hamil dengan kondisi KEK (Kurang Energi Kronis) yang mendapat bantuan di puskesmas. Bentuk bantuan berupa sembako dan bahan makanan agar ibu hamil terhindar dari KEK.

Terakhir, kiat yang dilakukan dalam pengentasan gagal tumbuh adalah adanya Rembuk Stunting. Sejatinya, Rembuk Stunting adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh desa. Sesuai dengan namanya, program ini diisi dengan kegiatan diskusi terbuka semua pihak terkait, seperti perangkat desa, bidan, dan kader posyandu. Tahun ini, Rembuk Stunting terlaksana pada 10 November 2022. Bertempat di aula balai Desa Bulungcangkring, acara ini juga menggandeng TAPM (Tenaga Ahli Pemberdaya Masyarakat).

Secara keseluruhan, Rembuk Stunting membahas data dan progres penanganan stunting di Desa Bulungcangkring. Selain itu, juga mendiskusikan hal-hal yang perlu ditambah dan dibenahi dalam pencegahan gagal tumbuh. Acara dibuka dengan penjelasan data stunting yang ada di Desa Bulungcangkring. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari pihak TAPM: Zaenal dan Widyanasih. Materi yang dibawakan berupa pengertian stunting, penyebab stunting, dan cara mengatasi stunting.

Di akhir acara, semua pihak yang terlibat berdiskusi untuk merumuskan wacana penanganan stunting yang lebih baik. Mulai dari hal yang harus dibenahi, fasilitas yang harus ditambah, dan langkah efektif dalam mengenyahkan stunting. Tiap kader saling bertukar pikiran. "Desa akan memfasilitasi posyandu untuk pencegahan stunting. Apa saja yang dibutuhkan nanti diusahakan," ucap Sulakim selaku Kepala Desa Bulungcangkring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun