Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidayah Minallah (Weemar Aditya dan Ustdaz Felix Xiau)

15 Juni 2021   08:34 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:59 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ihdinasshirotol Mustakim

Allah akan menyutujui kita mendapat hidayah ketika kita sudah memakai akal kita untuk memahami AL Quran dan Assunah. Jadi Allah memang memberikan hidayah itu kepada orang-orang pilihan tetapi tentu saja dengan kriteria bagi mereka yang menggunakan akalnya untuk mencoba mencari letak hidayah itu dan memang ebnar menginginkannya.

Di dalam bianglala yang menggantung di udara Weemar Aditya kembali menanyakan sebuah pertanyaan, "Kenapa kita jalan itu selalu naik?"

Ustadz Felix menjawab lagi, Karena di dalam Alquran itu Shirotol Mustaqim. Andaikan Allah hanya ingin mengatakan "Tunjukan jalan yang lurus."  Maka Allah akan menggunakan kata "Ashirot" karena asshirot sendiri sudah menunjukkan jalan yang benar. Nah, ditambah dengan Mustaqim yang artinya berdiri, jadi jalan yang lurus berdiri menuju ke atas. Karena dalam Islam ini kita senantiasa berajalan mengarah ke udara (far'uha fissama'). 

Amal-amal mengarah ke udara artinya jika kita melihat sesuatu dari udara, semakin tinggi kita, semua yang ada di bawah itu tampak kecil, semua akan tidak berarti dan kita akan semakin mendekat pada Allah. Nah, tetapi sesuatu yang menjadikan kita dekat pada Allah itu bisa menjadikan kita ujian berupa lalai, silap, jika jatuh maka akan sangat sakit. Maka dari itu, ketika sudah berada di atas kita harus benar-benar berhati-hati.

Coban-cobaan orang yang menjalani Islam, ketika terus bertambah dan berada di atas itu semakin banyak. Bagaimana untuk tidak takabbur, merendahkan orang lain, meremahkan hal-hal kecil. Semakin tinggi harusnya kita semakin dekat dengan Allah semakin melihat kecil dunia, sehingga bisa semakin menghargai, semakin bisa tawadhu'.

Ketika kita naik, ini adalah sebuah pengorbanan, maka naiklah dan beristiqomahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun