Mohon tunggu...
Humaniora

Bobrokya Moral, Siapakah yang Disalahkan?

19 Maret 2018   19:41 Diperbarui: 19 Maret 2018   19:55 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selmat beraktifitas teman - teman penulis ,hari ini saya ingngi bercerita tentang pengalaman pribadi yang saya alami yaitu tentang pergaulan anak -- anak di jaman dulu dengan jaman sekrang. Secara tidak kita sadari sangt jauh berbeda sekali pergaulan jaman dulu dengan sekrang, jaman dlu anak sangat mudah dikasih tau, sangat takut dengan orang tua, dan mereka juga sangat menghargai orang lain, tapi lain denan anak jaman sekrang mereka tidak punya rasa takut dengan semua orang da bahkan orang yang lebih tua bahkan saat ini mereka berni mengkonsumsi obat- obatan terlarang , pergaulan mera sudah sangat bebas dan sudah tidak sewajarnya. Dengan pergauln yang semakian bobrok ini saya merasa prihatin dak kasihan kepada anak -- anak ini dan inigin melihat anak - anak yang seperti dulu.

Jika kita fikir -- fikir siapakah yang harus kita salahkan anak kah, zamannya kah,pemerintah kah atau bahkan orang tua kah ...? , seperti yang kita ketahuai banyak sebagian orang tua menyalahkan anak -- anak mereka ketika anak benrbuat kesalahan dan melanggar nurma nurma , dan bahkan ketiak mereka terkena pergaulan bebas yang disalahkan adalah anaknya , tetapi orang tua sendiri tidak sadar bahwa kesalahan terbesar adalah mereka sendiri yang kurang memperhatikan anaknya dn bahkan mementingkan pekerjaan mereka dan anak diasuh oleh orang lain bukan mereka sendiri, anak merasa tidak di perhatikan dan malah mencari hiburan dan ahkan meencari perhatian dari luar entah temn sepergaulan mereka atau teman dekat anak yang belum teentu mengajak kejalan yang benar ya kaan ...? . 

Yang ke -2 orang tua tidak menyadri bahwa hal ini bersumer dari orang tua itu sendiri. Setiap anak benbuat kkeslahan anak selalu disalahkan dan dimarai tapi oang tua sendiri melakukan kesalahan itu sendiri, seperti contoh terkecil ketika anak makan sambil berjalan atau berdiri anak selalu dimarai dan disuruh untuk makan dengan duduk, tapi orrang tua malh melakukan keslhan didepan anak dengan makan sambil berdiri atau jalan dan orang tua tidak ingin dislahkan ya buka ...?. Dan ketika anak berbuat kesalahan jangan selau menyalahkan anak tapi teliti diri terlebih dahulu, karna orang tua jaman dulu dengan sekrang juga berbedadari berbedaan akhlaknya, tingkah nya dan bahkan kepribadiannya, maka dari itu jangan salahkan anak ketika memiliki akhlak nyang kurang baik dan bahkan pergaulan mereka sangat buruk dan jelek dan mereka kurang mengharggai orang tua mereka .

Jadi saya berpesan kepada orang tua bahwasanya orang tua harus memperhatika anaknya mulai dari hal yang terkecil dan orag tua tidak hanya menyalahkan anaknya saja tapi orang tua juga harus intropeksi diri agar perkembangan pergaulan mereka terjaga, anak merasa diperhatikan dan pergaulan mereka juga terbatas. Hal ini tidak bermaksud menyalahi orang tua tapi saya sebagai anak muda yang hidup di era oderen dan cara didik orang tua saya yang masih jadul tapi mengikuti perkembangan zaman merasakan bahwasanya pentinya memiliki orang tua yang seperti saya.

Orang tua saya sangat menghargai minat dan bakat yang saya miiki dan selalu memberi respon dalam segala hal yang aya lakukan selama aktifitas yang saya lakukan bermanfaat dan membantu da perkembangan bakat saya , dibilang taku dengan orang tua takut tapi rasa takut saya bukan takut dimarai tapi takut tidak bisa membuat orang tua saya bahagia. Yaitulah yang mebuat saya aman dan nyaman disamping orang tua saya, walau kami hidup sederhana dan berkecukupan tapi ya merasa senang karna orang tua saya memberian perhatian yang lebih dalam segala hal .

Untuk para orang tua selalu lah perhatikan anak anda dengan sebaik mungkin karna itu kan menentukan nasip anak anda , kesuksesan anak anda ada ditangan orang tua buka guru, buka pengasuh dan bukan pula temanya tapi anda sendiri jadi mau anda jadikan apa anak anda. Keputusan itu ada di tangan orang tua masing -- masing .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun