Mohon tunggu...
Lailatul Q
Lailatul Q Mohon Tunggu... Freelancer - blogger

Guru, Blogger, Traveller

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ini Doiku, Mana Doimu?

24 Agustus 2021   05:43 Diperbarui: 24 Agustus 2021   05:55 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai pesanan, kali ini saya membuat tulisan ngawur dan ngelantur lagi. Setelah meluncurkan produk Seni Hidup Biasa Aja, orderan via WA, IG, dan FB meningkat. Mereka pesan varian-varian baru, maka saya menulis lagi dengan gaya yang sama.

"Kita ini mirip pengamen," kata teman sesama gemar menulis. Ngamen tanpa musik dan gitar atau ukulele kayak abang-abang di dalam bus. Salam, Bang. Nasib kita sama.  Tapi kayaknya kok lebih mirip jualan olshop teman yang storynya sampe titik-titik tak berujung. Entahlah.

Kali ini saya menulis saat saya dan doi sedang LDR-an. Dengan begini saya seperti 5 tahun lebih muda, karena kami saling berkirim SMS di jaman  orang-orang pada Video Call pacar. Kuota internetnya habis. Baru saja dia telpon, tapi buru-buru saya matikan. "Maaf lagi nulis, Mas." Semoga saya tidak dinilai istri yang durhaka.

Saya percaya dia orang baik yang mudah memaafkan, yang menyayangi pasangan dengan sepenuh hati, dengan cinta dan romantisme seperti drakor yang sudah pakai subtitle Indo. Ibu saya juga yakin dia orang baik, sebaik lelaki dalam film Indosiar yang sering ditonton beliau. 

Ibu pasti tidak suka kalau saya menjadi istri durhaka, karena beliau sering ikut-ikutan marah saat nonton film "kumenangis.." yang isinya mudah ditebak itu.

Kalau istrinya baik biasanya suaminya jahat, kalau suami-istri baik semua biasanya tetangganya yang "iri". Endingnya juga mudah ditebak: si istri atau suami (yang jahat) insaf lalu minta maaf, atau si tetangga yang iri diseret polisi dengan akting datar atau diseram-seramkan.

Drama yang bahkan anak SD seperti adik saya merasa bosan dengan polanya. "Itu nanti menyesal terus minta maaf." Ujarnya. Dan Ibu tetap mau nonton sekalipun sudah sering kami "komentari".

Nah, doi saya itu sebaik dan seganteng tokoh utama dalam drama Indo atau Korea, atau bintang film Hollywood, atau apa saja yang bintang-bintang. Saya tetap harus memujinya sekalipun dia suka tidur kelewatan.

Saya tidak mampu membayangkan bagaimana kesal dan kecewanya Mama dan Papa mertua saya, ketika melihat anak sulung-gantengnya malah tidur di hari wisudanya. 

Barangkali beliau berangkat sebelum subuh untuk menghidari macet di perjalanan. Dengan segala persiapan, makanan, pakaian, sudah tampil rapi, gagah, sampai di tempat jam 07.00 anaknya ga ada. Ditelfon pun ga dijawab. Setelah dicek di tempat kost, si doi sedang tidur. Innalillahi.

Di hari sepenting itu dia mampu tidur dengan ikhlas dan penuh penghayatan. Tapi barangkali bagi dia hari itu tidak penting, atau tidak terlalu penting, atau penting tapi terlupakan karna saya tidak bisa hadir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun